Mohon tunggu...
Iis Daniar
Iis Daniar Mohon Tunggu... Dosen - Iis Nia Daniar

Pengajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Motor Setan (Bagian 2)

4 Desember 2017   12:56 Diperbarui: 4 Desember 2017   13:08 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Teka asih, asih marang badan saliraku asih saka kersaning Allah

Ya hu ya Allah 3x," tidak berapa lama kemudian tubuhnya bergetar seperti menahan sesuatu.

Wewangi kembang setaman yang berada di dalam tembikar hitam bercampur dengan dengan wangi kemeyan dari dupa yang mengepul sangat menyengat keluar ruangan khusus itu melalui celah-celah angin. Setelah tiga hari tiga malam, baru Ki Sukma keluar dari ruangan. Wajahnya tampak pucat, tangan dan kakinya pun seperti tanpa darah.

"Romdhon!"

"Ya, Ki," bergegas Romdhon, asisten Ki Sukma yang sudah puluhan tahun setia bekerja padanya menghampiri.

"Keluarkan motor yang ada di tempat semediku!"sempoyongan Ki Sukma menuju kamar utama.

Lelaki separuh baya itu terlihat lelah sekali. Bajunya basah penuh peluh, matanya cekung, kerut di dahinya bertambah satu. Di kamarnya, dia duduk lunglai di pinggir dipan sembari memandangi foto Bagus yang berada di atas meja sudut dekat lampu tidurnya. Air mata Ki Sukma meleleh membasahi kedua belah pipinya. Dilapnya air yang keluar dari lubang hidung dengan ujung baju hitam yang dia kenakan. Ki Sukma kemudian merebahkan diri dan terpejam.

"Bagus, istirahatlah!" Ki Sukma sempat mengucapkan kalimat itu sebelum dia pulas tertidur seharian penuh.

Grung ...  Grung ... Grung ....

Romdhon memercik-mercikan air ke arah motor yang berplat B 5147 itu dari kejauhan. Sesekali dia menyebut Den Bagus seolah sedang berbicara pada seseorang yang sedang memainkan gas motor.

"Dhon, ambil darah yang ada di dekat dupa ruang semediku," kata Ki Sukma yang setengah berlari ke arah motor di ruang tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun