Praktik baik ini dilaksanakan di SMK PLUS YSB SURYALAYA
HASIL KEGIATAN
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
- Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL berlangsung aktif. Peserta didik menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Peserta didik juga menjadi lebih aktif dalam merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktivitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak PBL megharuskan peserta didik aktif selama proses pembelajaran.
- Berdasarkan hasil evaluasi peserta didik pada LKPD dan aplikasi Quizizz, diperoleh peningkatan nilai yang signifikan, yaitu hampir semua peserta didik memperoleh nilai di atas KKM.
- Pembelajaran kimia yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer knowledge.
- Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis.
     Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam   pembelajaran. Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Peserta didik cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Berbeda dengan model pembelajaran PBL yang menuntun peserta didik untuk belajar bekerja kelompok dan berpikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan yang disajikan.
Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah (problem solving). PBL yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis dan video berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong peserta didik merumuskan pemecahan masalah.
Masalah yang Dihadapi
     Masalah yang dihadapi  adalah belum terbiasanya peserta didik belajar dengan model PBL. Kemampuan peserta didik  masih kurang dalam berpikir ktitis dan inovatif untuk memecahkan permasalahan yang disajikan. Peserta didik juga  kesulitan  membangun rasa percaya diri terutama ketika dituntut untuk  mengemukakan pendapat  dan melakukan presentasi. Peserta didik masih terbiasa  dengan model pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher  Centered Learning) dan hanya menunggu  informasi dari guru . Sementara dalam model PBL pembelajaran berpusat pada peserta didik (Student Centered Learning), dimana  peserta didik dituntut untuk aktif menggali informasi, berpikir tingkat tinggi dan mencari solusi untuk memecahkan masalah yang disajikan oleh guru.
     Selain itu, guru membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk menyiapkan perangkat pembelajaran, terutama dalam menentukan permasalahan kontekstual yang  sesuai dengan KD sekaligus dapat menarik perhatian  peserta didik.
Cara Mengatasi Masalah
Untuk meningkatkan semangat belajar peserta didik dengan model pembelajaran PBL, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat peserta didik mau belajar dengan HOTS. Guru juga akan lebih sering menerapkan model pembelajaran PBL agar siswa bisa lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya, berpikir kritis, inovatif dan berorientasi pada HOTS.
Guru akan terus berupaya  menggali informasi tentang pembuatan perangkat pembelajaran yang baik dan menarik bagi peserta didik agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lebih baik lagi dan motivasi belajar peserta didik terhadap kimia menjadi semakin meningkat.