Kasus ini terungkap ketika Ibu Sari mendapati Haikal yang sedang menangis dan tidak mau menengadahkan wajahnya karena matanya yang sembab. Karena semangat belajarnya yang menurun, menyebabkan nilai yang diperoleh pun menjadi kurang memuaskan, padahal haikal adalah siswa yang berprestasi.
Setelah bertanya dengan beberapa temannya, maka didapatkan informasi, bahwa yang selalu menghina atau bahkan meremehkan Haikal adalah Rafa.
Rafa, adalah seorang siswa yang lahir dari keluarga yang beruntung, baik secara ekonomi maupun kehidupan keluarganya, dia merasa bahwa dia yang terbaik, dan memandang Haikal adalah anak yang tidak beruntung.
Langkah Segitiga Restitusi
1.Menstabilkan tindakan
Ibu Sari: Selamat pagi, Rafa Ibu ingin berbicara denganmu tentang masalah yang telah kita bahas beberapa kali terkait bullying, dan ujaran kebencian.
Rafa: Selamat pagi, Bu Guru. Iya, saya merasa benci dengan Haikal yang keluarganya kekurangan, dan bahkan keluarganya pun tidak harmonis.
2.Validasi tindakan yang salah
Ibu Sari: Ibu sangat paham dengan perasaanmu, pasti kamu sangat bangga dan bahagia dengan kelebihan yang kamu miliki, tapi ibu ingin mengetahui, apa yang membuatmu merasa harus menghina/bullying terhadap Haikal?
Rafa: Saya merasa puas dan bangga ketika melihat Haikal menangis, saya ingin menunjukkan kepada Haikal, kalau hidupku sangat beruntung, sedangkan hidup Haikal tidak beruntung, saya ingin membuat Haikal semakin menderita.
3.Menanyakan keyakinan