Mohon tunggu...
iin nuraeni
iin nuraeni Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ilusi yang Tak Bertepi

9 Juli 2022   13:21 Diperbarui: 9 Juli 2022   13:26 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ILUSI YANG TAK BERTEPI

Rinduku ini bagaikan di ujung hati, cinta ini bagai ilusi yang tak bertepi, cinta, mengapa singgah di hatiku?, kau salah memilih tempat dan waktu,tak tahan aku menahan rasa cinta yang begitu menggelora dalam dada, aku tahu dia kekasih sahabatku.

Perjalanan kereta api Logawa jurusan Malang-Jogjakarta melaju dengan cepat, derit rel yang berkejaran menambah suasana syahdu, hujan gerimis yang membasahi jendela kaca menambah keelokan alam anugerah dari sang Pencipta, aku pandangi barcode tiket, di situ tertulis nomor sebelas D, aku memilih angka sebelas, karena kau masih mengingatmu, tanggal sebelas kenangan itu singgah di dalam perjalanan hidupku.

Aku selalu memilih kereta api, karena banyak kenangan indah bersamamu di sana, ah bayangmu menemani perjalananku kali ini, bayangmu yang selalu tersenyum di hamparan sawah, ah semua tentang kamu, aliran sungai yang membelah daratan, bukit-bukit yang berjejer di sepanjang jalan, hutan yang rimbun, perkebunan yang hijau terhampar luas, dan gunung yang berdiri kokoh dan kakinya yang tertancap ke dalam bumi, yang tak pernah lelah menjaga bumi, dan mentari pagi yang sinarnya menghangatkan jiwa, aku pandang mentari yang sepenggalan naik, menyinari bumi, dan tak peduli apakah makhluk yang ada di bumi memperhatikan bahkan mengucapkan terima kasih, perjalanan yang mengasikkan, sambil aku keluarkan laptop untuk berceritaa tentang kita, ya aku, kamu dan dia, waktu itu...

Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, rasanya aku ingin pergi jauh, aku bingung,.

Damar, seorang laki-laki yang telah mengisi bilik-bilik hatiku, asmara yang singgah di hatiku tumbuh subur, bahkan mekar dan wangi semerbak, merubah sukma dan aku bahagia, asmara yang hadir dalam hatiku tumbuh dengan berjalannya waktu, ya Damar pacar dari sahabatku sendiri, Tania, seseorang yang begitu dekat dan kami selalu bersama dalam suka duka, teman sepermaian.

Damar, seorang lelaki-laki yang bertubuh tegap, kharismatik dan sangat menyayangi orang-orang di sekitarnya, Damar, seorang laki-laki yang terus menghantui alam pikiranku. Cinta, galau aku menimbang rasa aku atau sahabatku?, pantaskah kuabaikan hati yang menangis menginginkanmu? tak pernah lepas kau dalam ingatanku tak pernah bisa aku melupakanmu, kujatuh cinta pada orang yang salah, kau kekasih sahabatku.

Persahabatanku yang sudah terjalin sangat lama, bahkan keluarga sudah seperti saudara, Tania yang selalu membantuku atau sebaliknya, kami sangat dekat sekali, sampai kuliahpun kami selalu bersama, kesulitanku adalah kesulitan Tania.

Pertemuanku dengan Damar, ketika aku bermain ke rumah Tania, Damar, ya Damar.

Sore itu aku berkunjung ke rumah Tania, bunda membuatkan makanan kesukaan Tania dan keluarga, setelah aku mengucapkan salam, aku langsung masuk ke rumah Tania, dan...

Aku melihat seorang pria, yang sedang asik mengobrol dengan Tania, aku anggukkan kepala sebagai bukti aku menyapanya, dan dia pun tersenyum sambil menganggukkan kepala.

Ah...pandangan pertama yang syahdu sekali, hatiku berdesir, namun segera aku tepis, aku langsung masuk untuk menemui tante Rima, mamanya Tania.

Sejak pertemuan itu, mengapa bayangan Damar terus menghantuiku, apalagi kalau kita jalan bertiga,Tania yang tidak canggung mengajakku berjalan bertiga, dan diam-diam aku tertarik dan bahkan aku jatuh cinta kepada Damar.

Ketika aku mengingatnya bahkan aku membayangkan Damar menjadi kekasihku, segera aku tepis bayangan itu, bahkan aku berusaha menghilangkan dia dari bilik hatiku, namun semakin aku melupakannya, aku  semakin tersiksa, akhirnya aku biarkan saja cinta itu tumbuh dan bersemi di hatiku, sampai akhirnya kamipun dapat menyelesaikan kuliah.

Aku putuskan untuk melanjutkan kuliah ke magister di kota Jojgakarta, tak lain dan tak bukan, kalau aku ingin melupakan Damar, aku ingin melupakan demi Tania sahabat terbaikku, aku tak mau Tania terluka karena cinta.

Ketika itu, sepulang dari rumah Tania, hujan deras, dan Tania menawarkan aku untuk pulang diantar oleh Damar, karena arah kami sama, di balik hujan yang sangat deras, jendela kaca yang berembun, memanggilku agar aku segera mengusap jendela agar pandangan ke depan bisa terlihat jelas, Damar menepikan mobilnya sambil mengusap embun yang ada di kaca mobil bagian depan. Damar yang menyentuh lenganku dan dia mengeluarkan ponselnya dan mengajak ku untuk berfoto, aku tak sanggup menghindari ketika Damar merengkuh bahuku, dan bahkan helaan nafasnya yang menyetuh pipiku, sentuhan dan dekapannya melambungkan anganku,   udara yang membuat suasana semakin dingin, ketika dekapan Damar semakin kuat, dan cekrek-cekrek beragam pose foto kami lakukam, aku hanyut dalam dekapan  Damar, kamipun berpelukkan,  nafasnya yang lembut menambah gairah asmaraku, dan aku terbuai dalam gairah asmara.

"Vania, aku mencintamu  sejak pandangan pertama" sahut Damar sambil memelukku.

Aku terperanjat, sontak  aku teringat kalau Damar adalah kekasih sahabatku Tania, aku lepaskan pelukan Damar, dan aku tertunduk malu, terbayang senyum manis Tania.

"Aku tak bisa Damar, aku tak ingin menyakiti perasaan Tania" jawabku sambil aku rapikan rambut dan pakaianku.

"Cinta tak pernah salah, aku mencintaimu dalam diam Vania, aku akan berusaha untuk bertemu kamu, lewat Tania" sahut Damar.

"Aku akan putuskan Tania demi kamu, Vania" lanjut damar

"Tidak Damar, cukup aku yang sakit dengan mencintaimu" lanjutku dengan suara lemah.

Akupun mencintaimu Damar, hatiku berkata demikian, aku tak ingin kehilanganmu, tapi kau adalah kekasih Tania.

"Simpanlah kenangan ini" sahut Damar dengan suara yang lemah sambil mengirimkan beberapa foto lewat aplikasi whatsapp.

"Simpanlah!" pintanya sambil merengkuh bahuku, dan mencium keningku dengan lembut.

"Maafkan aku, yang tak bisa membahagiakanmu" lanjutnya sambil melepaskan rengkuhannya dan kembali mengendarai mobil karena hujan mulai reda.

Aku pandang wajah Damar yang terlihat kecewa, namun akupun sama, cinta yang tak berbalas membuat kami sakit, akupun  sama Damar, dan kami diam sampai mobil tiba di depan gerbang rumahku.

"Aku besok berangkat ke Jogja" sahutku dan pamit ke Damar.

"Selalu hati-hati dan pastinya aku akan merindukanrmu" sahut Damar sambil melirik genit.

"Sudahlah Damar, lupakan tentang kita" pintaku sambil segera turun dari mobil.

Malam semakin larut, bayangan Damar dan kenangan tadi sorepun terlintas dalam anganku, aku tak akan bisa melupakanmu, semakin aku melupakanmu, semakin sakit hatiku,  biarlah cinta ini mendiami dan mewarnai perjalanan hidupku, dengan berjalannya waktu, semoga aku bisa melupakanmu, terima kasih telah singgah di perjalanan hidupku.

Lamunankupun pecah sudah, ketika petugas kereta api memberitahukan kalau stasiun Tugu akan segera tiba, penumpang dimohon untuk mempersiapkan diri, menyiapkan barang bawaan, jangan sampai tertinggal atau tertukar, janagan beranjak dulu sebelum kereta api benar-benar telah berhenti dengan sempurna, terima kasih telah mempercayai kereta api sebagai alat transportasi, sampai bertemu di perjalanan berikutnya, sebuah suara yang khas yang akan kita dengar menjelang di pemberhentian kereta api, aku kembali tutup laptopku, dengan satu senyuman, terima kasih sudah menemani perjalananku kali ini, dan akupun bergegas beranjak dari tempat dudukku, kursi nomor sebelas, selamat tinggal kenangan, dan selamat datang Jogja, semoga aku bisa melupakanmu, dan bisa menemukan Damar yang lain, amin.

Logawa, 26 Juni 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun