Mohon tunggu...
iin nuraeni
iin nuraeni Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ilusi yang Tak Bertepi

9 Juli 2022   13:21 Diperbarui: 9 Juli 2022   13:26 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akupun mencintaimu Damar, hatiku berkata demikian, aku tak ingin kehilanganmu, tapi kau adalah kekasih Tania.

"Simpanlah kenangan ini" sahut Damar dengan suara yang lemah sambil mengirimkan beberapa foto lewat aplikasi whatsapp.

"Simpanlah!" pintanya sambil merengkuh bahuku, dan mencium keningku dengan lembut.

"Maafkan aku, yang tak bisa membahagiakanmu" lanjutnya sambil melepaskan rengkuhannya dan kembali mengendarai mobil karena hujan mulai reda.

Aku pandang wajah Damar yang terlihat kecewa, namun akupun sama, cinta yang tak berbalas membuat kami sakit, akupun  sama Damar, dan kami diam sampai mobil tiba di depan gerbang rumahku.

"Aku besok berangkat ke Jogja" sahutku dan pamit ke Damar.

"Selalu hati-hati dan pastinya aku akan merindukanrmu" sahut Damar sambil melirik genit.

"Sudahlah Damar, lupakan tentang kita" pintaku sambil segera turun dari mobil.

Malam semakin larut, bayangan Damar dan kenangan tadi sorepun terlintas dalam anganku, aku tak akan bisa melupakanmu, semakin aku melupakanmu, semakin sakit hatiku,  biarlah cinta ini mendiami dan mewarnai perjalanan hidupku, dengan berjalannya waktu, semoga aku bisa melupakanmu, terima kasih telah singgah di perjalanan hidupku.

Lamunankupun pecah sudah, ketika petugas kereta api memberitahukan kalau stasiun Tugu akan segera tiba, penumpang dimohon untuk mempersiapkan diri, menyiapkan barang bawaan, jangan sampai tertinggal atau tertukar, janagan beranjak dulu sebelum kereta api benar-benar telah berhenti dengan sempurna, terima kasih telah mempercayai kereta api sebagai alat transportasi, sampai bertemu di perjalanan berikutnya, sebuah suara yang khas yang akan kita dengar menjelang di pemberhentian kereta api, aku kembali tutup laptopku, dengan satu senyuman, terima kasih sudah menemani perjalananku kali ini, dan akupun bergegas beranjak dari tempat dudukku, kursi nomor sebelas, selamat tinggal kenangan, dan selamat datang Jogja, semoga aku bisa melupakanmu, dan bisa menemukan Damar yang lain, amin.

Logawa, 26 Juni 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun