"Ya Pak, " jawabku dengan perasaan yang gak karuan.
"Jangan panggil Pak, kalau lagi di luar kampus ya " lanjutnya.
"Baik Mas...." sambil aku balas memandangnya, menatap mata coklatnya yang tajam, seperti mata elang. Melesat menuju jantungku. Sungguh membuat hatiku salah tingkah.
"Maukah kau menjadi bagian dari hidupku...? lanjutnya.
Dugghh ... jantungku berhenti berdetak dan anganku melayang, itu yang aku tunggu selama ini Pak, sebuah kepastian.
"Tidak harus menjawab sekarang yaa..." lanjutnya sambil menyentuh tanganku.
Aku tak tahu harus berkata apa, aku lihat gerimis mulai turun di senja ini, lembayung yang tadi berwarna jingga kini menghitam pertanda turun hujan akan semakin lebat. Aku putuskan untuk bersama saja dulu, dan saling mengenal satu sama lain, baru aku akan menentukan pilihan.
Namun setelah skripsiku kelar, Pak Arianto hilang lenyap bagai tertelan bumi, tak ada kabar apapun nomor teleponnya pun tidak aktif, aku mencari di sepanjang koridor dan lorong kampus, mencari seseorang yang telah mencuri hatiku, yang telah membuat hari-hariku berwarna..
                                ***
Aku yang gelisah dan menunggu yang begitu lama, sampai tiba waktunya wisuda, Aku berharap Dia mengucapkan selamat, setelah Ayah, Bunda dan Abangku pastinya. Menyambut wisuda yang seharusnya menyenangkan, tetapi perasaanku gelisah, Aku melihatnya dia duduk bersama dosen yang lain, di sana.....Aku tersenyum dan hatiku pastinya sangat berbunga, Dia kembali. Sampai acara selesai, aku mau dia menemuiku, Aku tahu dia melihatku ada di barisan wisudawati, Aku tahu namun Dia tak menyapa atau bahkan memandangku. Dia hanya diam dan bercengkerama dengan jajaran tamu.
Ayah, Bunda, dan Abang yang sabar menunggu, sampai acara selesai, Kami bersama ke tempat parkir, dan tak sengaja melihatnya di deretan parkir, Aku mlihatnya dengan seorang wanita, yang sangat anggun dan menggandengnya, mereka terlihat sangat akrab sekali, dan Aku mendekatinya.