Mohon tunggu...
iin nuraeni
iin nuraeni Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

God Hear My Prayer

8 Maret 2022   13:40 Diperbarui: 8 Maret 2022   13:52 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Yuk kita berangkat ... ! ajak Ayah sambil menuntun Arianu kecil ke dalam mobil, sedangkan istriku masih menyiapkan keperluan Arianu dan kami selama di rumah sakit.

           Sepanjang perjalanan Arianu kecil terus bercerita dan di selingi nyanyian kecil kesukaan dia, Tuhan, jangan sampai dia tahu, kalau di balik keceriaannya tersembunyi penyakit yang terus menghantuinya...(sambil aku dengarkan ceritanya dan aku selingi dengan candaan untuk menghibur diriku).

            Setiap keputusan atau tindakan yang kita ambil, pasti akan timbul baik atau buruknya, ketika kami terus memperhatikan dan memantau perkembangan penyakit Arianu kecil, kakak dan adik Arianu mulai tidak terurus, pembantu tidak bisa menyelesaikan masalah, akhirnya aku minta bantuan Bude, dan pakdenya (kakak dari mamanya Arianu kecil untuk ikut membantu menjaga kakak dan adik Arianu). Alhamdulillah semua bisa teratasi.

                                                          ******

              Perjalanan panjang akan segera kami jalani, pengobatan yang berkepanjangan, rasa lelah, sedih, gelisah, akan terus ada di hadapan kami, keluar dan masuk Rumah Sakit akan kami jalani, demi  Arianu kecil yang lucu dan pintar.

               Aku sering sekali menangis di antara kesendirianku, di atas sejadah aku ceritakan pada-Nya, bahwa apa pun keputusan Allah adalah yang terbaik. 

               Sampai di suatu hari kami harus melakukan kemoterapi demi kesembuhan Arianu kecil, kemoterapi yang membuat dia menjadi gundul (hatiku sedih dan sakit sekali melihatnya), dia yang selalu ceria, dan justru keceriaan itu yang membuat aku sedih dan bahkan sering kali aku menangis menjerit di sepanjang perjalanan pulang ketika aku membeli atau mengambil obat, sambil menyetir mobil aku tumpahkan rasa sakit ini dengan tangisan yang keras, aku tak peduli yang lain menertawakanku, yang aku mau aku ingin melepaskan semuanya, dan ketika aku ada di hadapan Arianu aku akan semakin lega karena kesedihanku sudah aku keluarkan dengan jeritan dan teriakan.

"Ayah ... rambutku kok gundul ya Yah ...!" tanya Arianu kecil di suatu sore.

"Ooh, kamu dulu pernah bilang ke Ayah kalau kamu ingin berambut gundul ...!" sahutku mencari jawaban yang tidak membuatnya sedih.

"Iya yah ... aku lupa" sahut Arianu

"Nanti akan tumbuh lagi..." jawabku membesarkan hatiku dan hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun