*****
Pagi ini mentari tak secerah kemaren, embunpun mengering seakan tahu hatiku yang sedang sedih, tapi hidup ini harus terus berlanjut, aku harus semangat.
"Mas Bram ... " suara lembut itu menyapaku
"ya Non ... " jawabku tanpa sanggup menatap matanya yang lembut.
"sudah siap berangkat Non ..." aku alihkan pembicaraan ini.
" ya mas , sebentar aku pamit sama papa dan mama ... " sambil melangkah masuk ke dalam.
Non Tiara yang anggun pun keluar dan lanjut berangkat ke kantor, dan biasa aku akan mengantar dan menunggunya sampai waktu pulang tiba. tak ada yang tak mungkin aku lakukan buat mu Non Tiara.
Waktu makan siang, Non Tiara mengajak ku keluar untuk makan siang, Non Tiara tak banyak bicara, tapi dari raut wajahnya dia sedang bingung dan lagi banyak masalah. Aku coba menghibur dengan obrolan ringan, sambil sesekali aku tanya, sedang ada masalah apa.
Tuhan, ternyata Non Tiara bertemu dengan  pacarnya. Dia ganteng, rapih... dan ramah sekali.
Mereka mengobrol banyak, aku hanya bisa memandangnya dari jauh, sambil ku nikmati kopi yang rasanya jauh lebih pahit dari biasanya...
Di perjalanan pulang Non Tiara bercerita kalau pria tadi yang mengobrol dengannya adalah teman kuliahnya yang kini sedang mengambil kuliah S2 di Australia, Non Tiara memohon padaku agar bisa membantunya menyampaikan ke papa dan mamanya, kalau pria tadi serius dan akan segera melamarnya. Tuhan ujian apalagi yang akan aku hadapi.