Mohon tunggu...
iin nuraeni
iin nuraeni Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Senja di Ujung Renjana

13 Februari 2022   20:33 Diperbarui: 13 Februari 2022   20:37 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara klakson itupun akhirnya membuyarkan lamunan, kesedihan, dan gelisahku selama ini. Kubaca surat itu denga tidak sabar, dan dengan penuh harap. Alhamdulillah Aku di terima di sebuah perusahaan di kota P, sambil kupegang surat itu, aku berlari ke kebun belakang rumah tempat Ibuku yang sedang memetik daun singkong, sayur buat makan siang kami nanti. Tanpa banyak bicara aku peluk ibu dengan erat, dan langsung aku bercerita dan meminta pendapat ibu untuk langkahku selanjutnya. Ibu mendukung sekali dengan keputusanku dan menyarankan kalau kos dekat perusahaan tempatku nanti bekerja.

                                                                        *********

Dengan membawa doa restu dari Bapak Ibu, serta tekadku yang bulat berangkatlah aku dengan niat "Aku harus berhasil di negeri orang, demi Bapak, Ibu, juga adik-adikku".

Tibalah aku di kota P, menunggu waktu interview/wawancara, aku berkenalan dengan seseorang, dan dengan kemurahan Allah, dia membantu menunjukkan tempat kost ynag dekat dengan tempatku bekerja, dan dengan kemurahan Allah pula aku di terima bekerja di sebuah perusahaan di kota P.

                                                                                                                          ******

Perjalanan hidupku mulai dari sini, aku telusuri setiap episode, yang panjang dan akankah berujung manis. Aku semakin semangat dalam bekerja dan beribadah.

Dan pada suatu hari sepulang aku bekerja, aku melihatnya hem hem hem....

Aku tinggal di kota P dan tinggal di tempat kost yang tidak jauh dari tempat kerjaku, Aku melihatnya sekilas sih, walau sekilas sungguh sangat menghipnotisku. tapi bintang belum jatuh kepadaku, aku hanya bisa memandang dari kejauhan, dalam senyap dan keremangan malam.

Pada suatu waktu di senja yang tidak jingga, aku menunggu dia kembali singgah di ujung bola mataku, yang tak pernah sedikitpun lengah, aku menunggu dan menunggu sampai senja berubah kelam, suara burung hantu yang mengagetkanku dan suara adzan isya yang bersahutan dari masjid-masjid yang berkubah besar dan mushola dekat rumah kostku.

Aku coba melupakan bayangan semu itu, aku coba menghibur kalau itu hanya fatamorgana, yang menghiburku sesaat, dan bahkan membuatku jadi manusia yang tak berdaya.

Kembali aku telusuri setiap jalan, detik berganti menit dan terus melangkah menjadi jam dan terus menjadi hari, bahkan bulanpun terlewatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun