Akhirnya seisi ruangan tertawa, menertawakanku yang lari ke belakang, aku hanya bisa menangis di pangkuan Bi Sumi, benar kata mereka kalau aku anak yang tidak mereka harapkan.
Berjalan 3 tahun, setelah aku lulus SMP pun Bunda yang menentukan dimana aku bersekolah, aku gak pernah di beri kesempatan menjawab atau memutuskan apa rencanaku ke depannya, semuanya Bunda.
Kini aku sudah kelas 3 SMA, kembali aku mendekati bunda dan mengutarakan keinginanku untuk kuliah di kota B seperti kakakku yang lain, aku berharap sekali, permintaanku kali ini di kabulkan bunda.
Sore itu aku mendekati Bunda yang sedang asyik dengan sosmednya, mungkin lagi baca statusnya teman-teman Bunda.hemmmmm.....
"Bun......" tanyaku perlahan.
"hemmmmm" jawab Bunda tanpa bergeming sedikitpun dan matanya tetap ke ponsel yang ada di tangannya.
"Bun.....' tanyaku dengan suara agak sedikit keras.
"yaaaa......" Bunda hanya bergumam pelan tanpa reaksi.
"Bunda....aku mau bicara sebentar, boleh kan Bun...?" tanyaku penuh harap.
"ya mau tanya apa....?" jawabnya lagi (posisi  bunda masih fokus ke ponselnya)
Aku sentuh tangan bunda perlahan, barulah bunda menoleh ke arahku.