"Berdasarkan hasil survey, makin banyak perempuan yang enggan diajak hidup susah"
***
Begitulah kira-kira inti sebuah artikel dari media daring beberapa waktu lampau. Banyak kemudian yang merespon dengan berbagai tanggapan mulai dari yang serius, guyon, sarkas, sampai yang sensitif melankolis karena sebagian besar orang menganggap perempuan makin matre.
Baiklah. Sebagai bagian dari semesta warganet negara ples enam dua yang konon katanya harus kritis dalam menyikapi segala isu krusial yang sedang bergolak, maka izinkanlah saya untuk ikut urun rembug mengenai persoalan yang satu ini.
***
Jadi begini, menurut saya koq hasil riset itu sangat manusiawi ya.
Gimana coba kalau kita ubah subyeknya menjadi laki-laki. Apakah kata enggan itu akan serta merta berubah menjadi senang.
"Berdasarkan hasil survey, makin banyak laki-laki yang senang diajak hidup susah"
Hmm...sepertinya koq saya yakin enggak bakal jadi gini.
Maka dari itu dapatlah kita tarik sedikit simpulan gegabah, bahwasanya hipotesis dalam penelitian itu bukanlah semata karena perempuan adalah mahluk yang matre.
Karena siapapun yang hidup di dunia ini pastilah menginginkan kehidupan yang gampang-gampang saja. Gak pake susah kalau bisa.