"Coba tenangkan dirimu dan luapkan semua emosimu sekarang. Tidak apa-apa!" kata Bu Wanti mengusap pundamu.
Tangismu langsung pecah. Bu Wanti membiarkan melakukan apa pun di ruangan itu. Sesekali kamu berjalan dan seolah-olah menendang sesuatu.
"Aku sudah lelah!" katamu sambil menangis. Bu Wanti begitu tulus mendengarkan semua cerita, keluh kesahmu. Ada kelegaan ketika kamu selesai menceritakan semuanya. Bu Wanti menenangkanmu, memberikan segelas air, dan menawarkan permen cokelat.
"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Bu Wanti
"Sudah lega. Saya minta maaf, Bu!" jawabmu dengan tenang.
Bu Wanti memberikan nasihat dan menyuruhmu kembali ke kelas agar tidak ketinggalan pelajaran. Kamu menghabiskan waktu selama kurang lebih 2 jam di ruangan Bu Wanti untuk menenangkan diri dan meluapkan seluruh tekanan batinmu.
Sekembalinya ke kelas. Terlihat Markus yang sering menghidupkan kelas dengan candaannya hanya diam. Ternyata, tadi Bu Tuti sudah menegurnya. Ketika yang lain diam saat kamu teriak di kelas tadi, hanya Markus yang cekikikan sambil melontarkan kata-kata yang kadang menusuk hatimu.
Itulah ceritamu hari ini. Entah bagaimana kelanjutannya di rumah nanti.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H