"Ada apa dengan dirimu?" tanya Bu Tuti kelihatan panik sambil menghampirimu.
Kamu menatap Bu Tuti begitu tajam sehingga Bu Tuti bertambah panik.
"Ada apa?" tanya Bu Tuti begitu lembut sambil mengusap pundakmu.Â
Kamu pun bingung menjawabnya. Kamu juga melihat sekelilingmu semua bingung dengan sikapmu. Mereka diam melihatmu. Kecuali Markus yang terus menggerutu seolah mengata-ngatai dirimu.
Muncullah penyesalan dalam dirimu, kenapa membuat satu kelas panik. Terutama Bu Tuti yang begitu baik.
"Enggak apa-apa, Bu! Mung...kin saya kecapen," jawabmu berbohong. Padahal dalam hatimu membenci cerita yang disampaikan oleh Bu Tuti tadi. Cerita tentang keluarga bahagia di mana orang tua begitu saya kepada anaknya. Seorang anak seharusnya berbakti kepada orang tua. Ditambah lagi cerita tentang seorang tokoh menderita karena pelecehan verbal. Padahal semua itu fiktif. Seketika itu juga, seluruh kata-kata Ayah, Kakak, dan beberapa temanmu menyerang pikiranmu.
"Dasar bodoh. Masa gini aja enggak bisa?"
Kalimat itu sering dilontarkan Kakak setiap kali kamu menanyakan pelajaran yang sulit. Ibu sesekali menegur Kakak, tetapi Kakak terus mengulanginya.
"Anak siapa sih, kamu? Enggak bisa apa-apa. Kamu bisanya apa?" Kalau kalimat ini  disampaikan Ayah kepadamu ketika capek pulang kerja.
Pernah Ibu memanggilkan guru les untuk mengajarimu, tetapi kamu merasa metode mengajarnya kurang bagus. Tidak ada perubahan pada nilaimu. Akhirnya, Ibu menghentikannya daripada harus membuang-buang uang. Ibu juga tidak mengerti setiap kali kamu menanyakan pelajaran. Ibu hanya bisa mengajarimu membaca dan perhitungan dasar. Itupun waktu kamu SD. Sekarang kamu sudah SMA, pelajarannya semakin sulit sehingga Ibu tidak bisa membantumu lagi. Â Ibu hanya bisa menasihatimu agar lebih mandiri dan bertanggung jawab. Ibu tidak punya waktu bersamamu karena harus memasak dan menyiapkan keperluan seluruh anggota keluarga.
Sesekali kamu membantu Ibu mencuci miring dan menyiapkan bahan masakan. Kamu mencoba menceritakan masalahmu di sekolah. Ibu mendengarkan dan menasihatimu agar sabar. Kamu biasanya menceritakan beberapa temanmu yang sering "katanya" bercanda yang kadang membuatmu sakit hati.