Mohon tunggu...
Ii Hidayat
Ii Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Masyarakat umum

Hobi saya adalah membaca Buku, menonton Film, Series, dan Anime, bermain Games: RPG, STRATEGI, SIMULATION, dan FPS, serta Tulis Menulis. Memiliki sedikit obsesi terhadap genre fantasi dalam media (Game, Film, dan terlebih Bukuuuu!)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Leucothoe: si Bunga yang Dapat Bicara

27 Agustus 2024   23:45 Diperbarui: 28 Agustus 2024   05:42 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku sekarang sudah mekar sempurna jadi aku tidak lagi memiliki sifat itu," jawab si bunga. "Aku bunga matahari, aku selalu tumbuh mengarah ke arah timur tapi bukan karena itu juga. Aku memiliki alasan lain."

"Apa alasan itu?" si wanita bertanya kembali. "Apa aku boleh mengetahui nya?"

"Boleh," jawab si bunga. "Tapi sebelum itu aku ingin kamu memberiku sebuah nama, nama yang cocok untuk ku."

 

"Baiklah, aku akan memberimu nama," ucap si wanita seraya tersenyum kecil. "Kamu bunga matahari yang suka menatap matahari, kamu memiliki jiwa serta kesadaran jadi aku akan memberimu nama leucothoe. Itu adalah nama seorang putri kekasih dewa matahari apollo dalam mitologi Yunani. Namun dia dihukum dan menjadi bunga matahari. Dan dia selalu melihat apollo menggunakan keretanya melintasi langit untuk menggerakkan matahari jadi menurutku itu nama yang cocok untuk mu."

"Itu nama yang bagus, aku suka." Kata si bunga merasa bahagia. "Terima kasih untuk namanya."

Si Wanita menaruh penyiram air yang dipegangnya dan duduk didekat Leucothoe.

  "Aku baru beberapa waktu berada di sini," Leucothoe meneruskan dengan nada berubah sayu. "Tapi aku sudah merasa kesepian. Aku sadar bahwa hanya aku satu-satunya bunga yang memiliki kesadaran dan jiwa. Aku mencoba memanggil bunga lain tapi mereka tidak menyahuti ku, mereka hanya terdiam. Jadi, aku hanya menatap matahari membayangkan dia tersenyum padaku. Selain itu. Itu membuatku melupakan rasa sepi ku karena terfokus dengan keindahan sinar nya."

"Kamu tidak sendiri," kata si wanita, "aku didekatmu. Aku selalu berada didekatmu. Jika, kamu kesepian dan butuh seseorang untuk menemani kamu bisa memanggilku."

"Terima kasih," ucap leucothoe sembari menundukan sedikit tangkainya. "Namun, aku juga bertanya-tanya untuk tujuan apa aku memiliki jiwa serta kesadaran sedangkan bunga lain tidak?"

 Sore hari berikutnya, setelah percakapan mereka, si wanita muda kembali duduk di dekat Leucothoe. Angin sepoi-sepoi menerpa lembut dedaunan di halaman itu, sementara matahari mulai perlahan-lahan meredup di ufuk barat. Si wanita menatap Leucothoe dengan penuh kasih sayang, seolah-olah bunga itu adalah teman yang telah lama ia kenal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun