Mohon tunggu...
Ihsan Mahdi
Ihsan Mahdi Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh Pena

Membaca Aku Hidup. Menulis Aku Merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Berjudi dengan Rahasia Tuhan

8 Maret 2022   21:44 Diperbarui: 8 Maret 2022   22:43 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aziz: "Tapi apa?" Aziz mulai berpikir serius

Reza: "Tapi....... Menurutku kita bisa berjudi habis-habisan dengan ketiga hal tersebut"

Aziz: "Hah! Berjudi? Berjudi bagaimana maksudmu, Za? Judi online atau offline? Ajiz terperanjat dalam kebingungannya.

Reza: Keplaaakkkk! spontan Reza menampar ringan bagian belakang helm yang Aziz gunakan. "Bukan Judi dalam artian sebenarnya, Kampret! Bahasa "Berjudi" yang ku pakai hanya sekedar pengistilahan saja". Penuh serius Reza mencoba meluruskan cara berpikir sahabatnya itu.

Aziz: "Haduuuuuuh. Makin bingung aku dengan pembicaraanmu, Za".

Reza: "Gini lo. Kita ambil satu contoh, rezeki. Untuk mendapatkan rezeki yang layak dan halal. Kita harus terlebih dahulu berusaha maksimal dan berdoa dengan penuh keyakinan. Hasilnya pasti akan memuaskan. Sebaliknya, jika kita setengah-setengah dalam berusaha dan berdoa, parah lagi jika sampai berburuk sangka kepada tuhan, ya hasilnya pasti akan mengecewakan. Pikir ku ini persis seperti kita berjudi dengan diri sendiri. Perjudian dengan penuh segala perjuangan untuk meraih kemenangan dalam melawan kemalasan, keangkuhan dan keegoan diri. Taruhannya ya tadi itu. Jika menang hasilnya akan memuaskan. Jika kalah hasilnya akan mengecewakan"

Aziz: "Aku sependapat denganmu, za. Tapi aku punya pikiran lain" Jawab Aziz penuh serius.

Reza: "Apa itu, ziz?".

Aziz: "Terlintas dipikiranku bahwa dari ketiga rahasia besar tuhan tersebut mungkin hanya 10% anak muda seperti kita yang berpikir tentang kematian. Semuanya hampir tepusat kepada jodoh dan rezeki. Hahaha" Ajiz menjawab setengah humor.

Reza:" Oh iya betul juga kamu, ziz. Baru kepikiran aku.  Menurutmu kira-kira kenapa bisa demikian, zis?

Aziz:"Mungkin karena faktor manusia yang lebih mendahulukan keinginan bukan kebutuhan" Jawab Aziz penuh dingin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun