Selasa malam. Sepulang dari tongkrongan, diatas sepeda motor sepasang sahabat saling lempar pemikiran tentang kegelisahan dan kebingungan mereka tentang rahasia tuhan. Maut, jodoh, dan rezeki, tiga rahasia besar yang coba keduanya raba dengan akal mereka yang terbatas.
Reza: "Menurutku ada benarnya apa yang dikatakan oleh Hadi tadi". Celetuknya memecah keheningan.
Aziz: "Yang mana? Tentang hadi yang diciduk oleh warga pada subuh hari dengan seorang wanita yang tidak ia kenal dilapangan sepakbola itu?. Hahaha ". Jawab aziz penuh gelak tawa
Reza: "Bukan. Rahasia tuhan itu lo. Maut, jodoh dan, rezeki". Jawab reza penuh tenang dan serius
Aziz: "Oh itu. Tapi aku masih bingung dengan apa yang dibicarakan oleh Hadi tentang rahasia tuhan tadi. Kalau yang tentang kesialannya itu aku paham. Hahahaha" Sekali lagi aziz menjawab dengan penuh gelak tawa
Reza: "Kamu ini, Ziz. Kalau udah mentertawakan keapesan teman, nomor satu. Tapi kasian juga si Hadi, padahal niatnya pergi ke kebun untuk bantu orang tua. Tapi kok bisa ada ya wanita dilapangan bola subuh hari? Ngapain coba?" Reza bertanya penuh penasaran.
Aziz: "Waktu kamu tadi ke toilet saat dicafe, za. Â Hadi cerita, kalau wanita itu orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang datang dari kampung seberang dan tidur dibawah mistar gawang lapangan sepakbola itu, za. Niat si hadi untuk mencoba mebangunkan wanita itu. Tapi tiba-tiba saja nongol tetangga hadi yang hendak pergi kebun pula. Singkat cerita terjadilah kesalahpahaman tersebut yang bikin ribut satu kampung. Hahahahaha. Lucu parah si. Sampai kepala desa lo yang turun tangan untuk meredam riuh gemuruh kesalahpahaman masyarakat tersebut. Hahahahaha" Ajiz tak henti-henti tertawa
Reza: "Hahahaha memang lucu si, ziz. Tapi fokus ku ingin membahas tentang ketiga rahasia tuhan itu, ziz". Reza tertawa setengah serius
Aziz: "Oke baik gimana za gimana?" aziz merespon.
Kemudian, Reza melanjutkan.
"Sepemahaman ku begini. Maut, jodoh, dan rezeki selalu menjadi puzzle rumit untuk kita susun sampai tuntas. Karena tidak ada yang tau tentang kepastian ketiga hal tersebut. Bahkan tidak ada rumus atau hitung-hitungan pasti untuk memprediksi ketiga hal tersebut. Ya jelas saja. Rahasia Tuhan. Pikiran kita sebagai manusia sulit untuk sampai kesana. Tapi........." Jawab reza setengah jeda
Aziz: "Tapi apa?" Aziz mulai berpikir serius
Reza: "Tapi....... Menurutku kita bisa berjudi habis-habisan dengan ketiga hal tersebut"
Aziz: "Hah! Berjudi? Berjudi bagaimana maksudmu, Za? Judi online atau offline? Ajiz terperanjat dalam kebingungannya.
Reza: Keplaaakkkk! spontan Reza menampar ringan bagian belakang helm yang Aziz gunakan. "Bukan Judi dalam artian sebenarnya, Kampret! Bahasa "Berjudi" yang ku pakai hanya sekedar pengistilahan saja". Penuh serius Reza mencoba meluruskan cara berpikir sahabatnya itu.
Aziz: "Haduuuuuuh. Makin bingung aku dengan pembicaraanmu, Za".
Reza: "Gini lo. Kita ambil satu contoh, rezeki. Untuk mendapatkan rezeki yang layak dan halal. Kita harus terlebih dahulu berusaha maksimal dan berdoa dengan penuh keyakinan. Hasilnya pasti akan memuaskan. Sebaliknya, jika kita setengah-setengah dalam berusaha dan berdoa, parah lagi jika sampai berburuk sangka kepada tuhan, ya hasilnya pasti akan mengecewakan. Pikir ku ini persis seperti kita berjudi dengan diri sendiri. Perjudian dengan penuh segala perjuangan untuk meraih kemenangan dalam melawan kemalasan, keangkuhan dan keegoan diri. Taruhannya ya tadi itu. Jika menang hasilnya akan memuaskan. Jika kalah hasilnya akan mengecewakan"
Aziz: "Aku sependapat denganmu, za. Tapi aku punya pikiran lain" Jawab Aziz penuh serius.
Reza: "Apa itu, ziz?".
Aziz: "Terlintas dipikiranku bahwa dari ketiga rahasia besar tuhan tersebut mungkin hanya 10% anak muda seperti kita yang berpikir tentang kematian. Semuanya hampir tepusat kepada jodoh dan rezeki. Hahaha" Ajiz menjawab setengah humor.
Reza:" Oh iya betul juga kamu, ziz. Baru kepikiran aku. Â Menurutmu kira-kira kenapa bisa demikian, zis?
Aziz:"Mungkin karena faktor manusia yang lebih mendahulukan keinginan bukan kebutuhan" Jawab Aziz penuh dingin
Reza:"Wowww. Menarik sekali". Reza tertegun mendengar jawaban aziz
Seketika dua sahabat itupun tenggelam dalam dialog pikirannya masing-masing sembari mencoba untuk menyelami poin-poin penting yang dihasilkan oleh diskusi singkat mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H