Mohon tunggu...
Ihsan Aufa
Ihsan Aufa Mohon Tunggu... Novelis - Murid SMKN 11 Semarang

Hanya manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Guru yang Dibenci

24 Agustus 2023   15:01 Diperbarui: 24 Agustus 2023   17:39 1757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada seorang guru bernama Okre, dia adalah guru yang sangat di benci oleh murid-muridnya. Setiap hari dia hanya datang ke kelas dan memberikan sebuah 'tantangan' tanpa menjelaskan apa pun. Dia hampir tidak pernah mengajari materi apa pun pada murid-muridnya. Suatu hari Pak Okre datang ke kelas dan duduk di kursi guru. Suasana terasa sangat berat dengan tatapan sinis para murid kepada Pak Okre. Walaupun menyadari itu, Pak Okre tidak terlalu memasalahkannya dan menjelaskan tugas selanjutnya untuk murid-muridnya. Setelah menjelaskannya dia pun pergi dari kelas dengan wajah santainya. Melihat itu semua murid langsung membicarakan Pak Okre dan menghina-hinanya. 

"Heh beneran dah Pak Okre ki ngeselin banget. Ngasih tugas doang habis itu pergi. Kayak gak ada dosa sama sekali," ucap Nasru 

"Iya. Kalo keluar pasti alesannya rapat. Tapi kok rapat tiap hari siii!!" balas Harja dengan wajah kesal. 

"Pengen banget bikin petisi buat ngeluarin Pak Okre dari sekolah, dia benar-benar gak niat ngajar," timbal Sam dengan nada yang lebih santai. 

"Ni orang kalo ngomong santai tapi nyelekit seriusan," pikir Nasru. 

Hari itu di habiskan para murid dengan mati-matian mengerjakan 'tantangan' Pak Okre dengan ekspresi wajah penuh kekesalan. Saat malam beberapa siswa mulai mengirimkan karya mereka. Tapi dengan santainya Pak Okre menolak beberapa karya murid yang menurutnya tidak bagus atau kurang bagus. Para siswa yang tertolak harus membuat karya itu sekali lagi dari awal. Hal itu lah yang membuatnya sangat di benci murid-muridnya. Para murid merasa bahwa kerja keras mereka tidak di pedulikan oleh Pak Okre. Pak Okre seperti tidak tahu batas dan kemampuan murid-muridnya yang membuatnya memiliki penilaian yang sangat detail. 

Suatu hari Nasru keluar dari sekolahnya, dia naik ke sebuah BRT dan duduk di sebuah kursi di bagian belakang. Setelah semua penumpang naik, bus itu mulai melaju secara perlahan. Tiba-tiba seseorang datang dan duduk di samping Nasru. Seketika Nasru sedikit terbelalak melihat bahwa yang duduk di sebelahnya adalah Pak Okre. 

"(Ndak bisa ni. Ndak mungkin aku diem doang. Sapa! Harus bisa nyapa) pak?" ucap Nasru dengan suara pelan dan nada yang sangat sopan. 

"Ouh, ini Nasru?" balas Pak Okre hangat. 

"Iya pak, saya Nasru salah satu murid bapak (jika bukan karena aku ingin di cap sebagai murid tidak tahu diri aku tidak akan menyapamu!)" respon Nasru.  

"Ya, berat ya tugas dari bapak," ucap Pak Okre tiba-tiba 

"Ya lumayan pak, tapi kami akan terus berusaha untuk menjawab dan memenuhi keinginan Pak Okre. (IYA SUSAH BANGET!!! KALO NGASIH TUGAS YANG NGOTAK DIKITLAH!)" jawab Nasru dengan senyuman palsu di wajahnya. 

"Maaf ya nak, Pak Okre masih tidak bisa nemenin kalian untuk sekarang. Pak Okre lagi sibuk banget buat bantu Kakel kalian buat PKL," jelas Pak Okre 

"(CIH PERSETAN. BODO AMAT AMA TUGAS LU YA GURU BEDEBAH!) Iya pak tidak apa-apa kasihan kakak kelas kalo misal bapak tidak membantu," 

Beberapa waktu berlalu, akhirnya bus tiba di pemberhentian Nasru. Nasru pun izin pada Pak Okre dan turun dari bus itu. 

"Hah! BINATANG! Apa-apaan tadi, alesan doang, omong doang. Kalo bukan karena takut nilaiku turun, aku cuma bakal diem dan main HP doang," gerutu Nasru yang masih berada di halte pemberhentiannya. 

"Ternyata bener ya Nas, kamu cuma pura-pura tadi," ucap Pak Okre yang tiba-tiba berada di belakang Nasru. 

Seketika Nasru hanya bisa diam. Tatapannya penuh rasa takut. Keringat dingin mencucur dari dahinya. Tubuhnya juga bergetar hebat karena takut. Dia tidak berani berbalik dan hanya bisa membatu. 

"Jadi semua yang kamu katakan hanya kebohongan?" tanya Pak Okre lagi.

Nasru hanya bisa diam. Mulutnya tidak bisa bergerak.

"Jadi benar ya," ucap Pak Okre sambil menghela napas. 

Dia berjalan mendekat pada Nasru dan mengelus kepala Nasru

"Maafkan saya nak. Mulai sekarang saya akan lebih memperhatikan kalian," ucap Pak Okre. 

Mendengar itu Nasru tampar pegangan Pak Okre dan berbalik. Dia tatap Pak Okre lekat-lekat dengan air mata keluar dari wajahnya. 

"Maaf pak. Saya tahu Pak Okre sibuk, Pak Okre juga harus mengurusi Kakel yang sedang PKL. Tapi kami juga membutuhkan bapak. Kami adalah generasi penerus mereka. Kalo bapak terus-menerus bersikap seperti ini, saya yakin bapak tidak akan menemani siapa pun tahun depan. Kami mohon pak, kami mohon. Jangan menjadi guru olahraga. Kami membutuhkan bapak untuk menerangkan, untuk mempraktikkan, atau setidaknya jangan hanya menolak karya kami. Beri kami alasan kenapa karya itu gagal dan beri kami tips bagaimana agar karya itu bisa jauh lebih baik, jangan hanya menolak pak! Komohon," ucap Nasru penuh pelampiasan dengan air mata yang membanjiri wajahnya. 

Melihat itu air mata Pak Okre menetes. Dia berjalan mendekati Nasru dan memeluknya. 

"Bapak mengerti. Bapak akan melakukan apa yang kalian inginkan," ucap Pak Okre penuh kasih sayang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun