Dulu Igir Wringin sempat dikelola pegiat wisata Desa Panusupan. Icon-nya ada rumah pohonnya. Sempat cukup viral sebagai salah satu spot destinasi wisata di Purbalingga. Pada area itu ada lokasi yang disebut mushola. Titik kiblatnya yang ditunjukkan Kang Isro di kompas oleh Yoyo, pas!
Saat ini, Igir Wringin mulai berbenah. Rumah pohon dibuat kembali. Jalanan setapak menuju igir juga sudah mulai dibersihkan.
Saat di rumah pohon, Uus mengambil gambar dengan menerbangkan drone. Eh, ada kejutan. Sepeminuman teh, seekor elang melayang-layang. Tampaknya Elang Jawa, Nizaetus bartelsii, burung raptor yang memang ada di kawasan perbukitan sisik naga itu. Mungkin dia terusik oleh drone atau biasa juga penasaran. Uus cepat-cepat menarik drone-nya, khawatir dipatuk Sang Elang, hehe. Sepembakaran rokok kemudian, elang itu menghilang di balik rerimbunan pohon.
Setelah puas menikmati Igir Wringin, kami pulang melewati jalan berbeda. "Lebih curam tapi lebih cepat," begitu kata Mbak Leni. Ada masalah sama Gaga, dia rada fobia ketinggian rupanya, tak berani berjalan, takut, ngeri. Akhirnya, dia ngesot saat menuruni bukit. Namun, pantatnya lama-lama sakit. Akhirnya mau juga dituntun, jalan sendiri -- bisa - biasa - ngacir.
Gaga jauh mendahului. Sementara aku, jalanan turun curam serasa lebih berat. Ujung kaki harus menahan, berbenturan dengan sol sepatu. Capai gak begitu, tetapi jari kaki sakit, kempol menegang. Ternyata bukan hanya aku, Uus juga. "Aku hampir gak kuat, Bang, mau pingsan rasanya, mendingan pas nanjaknya," ujarnya saat sampai di bawah.
Ya, memang lebih cepat, tetapi jalur lebih curam dan membuat kaki sakit. "Lama banget, Pah, turunnya, cemeen!" ujar Gaga tengil saat aku sampai. Sakarepmu lah Ga! Papamu 'byuk-byukan' banjir keringet malah diledekin.
Meski cape, hari itu menyenangkan bisa melihat fenomena alam ciptaan Tuhan yang luar biasa sekaligus healing menikmati keindahan alam... dan... selapis misteri pilar-pilar kekar di Talun Wringin pun terkuak.
Salam Lestari
Salam Historia Perwira
Salam Purbalingga Memikat