Akhirnya, seperti yang sudah-sudah yang dihukum pun hanya oknum, ringan pula bahkan mungkin tidak dan dilupakan setelah musim hujan datang. Kebakaran hutan pun kembali terjadi, lagi dan lagi tahun depan. Bencana kabut asap pun melanda lagi. Saya kasihan jika tahun depan Mamah Mudah itu curhat lagi hal yang sama. Saya nggak tega mendengar dia bercerita dengan muncu-muncu unyu jika tubuhnya bau sangit, upil dan beleknya campur abu, tenggorokan berdebu dan susah bernafas karena asap biadab. Kalau dekat, rasanya ingin ngepuk-puk dia. Apalagi anaknya nggak bisa sekolah, suaminya saja sampai susah melihat dia yang sudah siap sedia menanti di kamar karena terhalang asap. Bener-bener asap biadab!
Ya Allah, semoga tahun ini menjadi tahun terakhir dia menderita dan merana karena kebutuhan lahir serta batinya yang tersendat gegara kabut asap. Amin.
Salam Lestari, Lestari Alamku, Lestari Hutanku, Lestari Indonesiaku!
baca juga :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H