Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penyamaran di Matsya

12 September 2014   16:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:54 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, Ia meneruskan usahanya untuk menjamah Sarindri lebih lanjut, namun api menyambarnya dan Ia terjengkang. Sarindri alias Drupadi sang putri api, kemudian meninggalkan Kichak dengan tatapan penuh amarah. "Perbuatan kotormu ini akan menerima akibatnya Kichak, kau akan hancur," kata Sarindri lantang.

Panglima perkasa itu ditinggalkannya, Si Panglima yang hasratnya tak kesampaian itu hati yang terbakar dan nafsu yang membara.

"Aku harus mendapatka perempuan itu. Tunggulah saatnya Saridnri, kau akan bertekuk lutut dihadapanku dan aku akan menikmati tubuhmu," katanya dalam hati.

Ujian lain datang untuk Pandawa, para Kurawa dan Sengkuni datang ke Matsya setelah Sengkuni mencium bahwa kelima pandawa ada di kerajaan itu. Sebab, Kerajaan Matsya sangat mencolok perkembanganya. Setahun terakhir, kerajaan itu maju pesat diplomasinya, sebuah keahlian yang dikuasai oleh Yudhistira. Pasukan kavalerinya pun kudanya jempolan, keahlian yang dimiliki oleh Nakula. Sementara, rakyatnya pun makmur sapinya bertambah banyak, keahlian Sadewa.

Singkat kata, sesampai di Kerajaan Matsya dan diterima oleh Raja Wirata, Duryudana dengan congkak meminta Raja Wirata mengumpulkan semua orang asing yang datang ke Kerajaan Matsya setahun terakhir. Ia yakin lima orang pandawa dan satu orang wanita tercantik di dunia berlindung di Kerajaan Matsya. Raja Wirata menolak permintaan itu. Namun, Kichak menentangnya dan mempersilahkan rombongan Hastinapura untuk bermalam di Matsya.

"Besok pagi, semua orang asing yang datang kesini dalam setahun terakhir akan ku hadirkan di balairung Kerajaan Matsya. Ini janjiku Pangeran Duryudhana," kata Kichak.

Ia seolah sudah tak memperdulikan dan menghormati Raja Wirata. Di dalam benaknya, Kichak sekarang sudah tahu bahwa Sarindri adalah Drupadi dan lima Gandarwa yang disebutkanya adalah lima Pandawa. Otak jahatnya pun segera bekerja. Usai pertemuan di Balairung Istana, Ia langsung mencari Sarindri di kaputren. Setelah orang dicarinya ketemu, Kichak pun segera melancarkan jurusnya.

"Sarindri, aku tahu dirimu adalah Drupadi. Permaisuri Indraprasta, istri dari lima pandawa. Duryudana ada disini sekarang. Jika kedokmu tak ingin ku bongkar dan kau tak ingin mengembara 12 tahun lagi, layani akau seperti kamu sudah melayani lima suamimu saat nanti malam aku datang ke kamarmu," kata Kickak sambil terkekeh penuh kemenangan.

Malamnya, Drupadi segera menemui lima suaminya ditempat rahasia. Mereka harus memecahkan persoalan pelik yang kini dihadapinya.

“Apa yang harus kita lakukan?. Kalau aku harus menuruti keinginan Kichak, aku lebih baik mati. Kalau aku tak menuruti keinginan kotor Kechak, maka penyamaran kita akan terbongkar dan kita akan mengembara 12 tahun lagi serta menyamar satu tahun lagi," katanya

"Kichak harus dibunuh!!," ujar Bilawa atau Bhima menggembor geram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun