Di bawah batu tersebut terlihat semacam bekas barang-barang sesajian yang berserakan untuk persembahan kepada dewa. Anehnya di seputaran kedua batu tersebut tidak ditemui ada batu-batu lainnya seperti kedua batu tersebut.Â
Menurut Daegi, kita bisa berdoa meminta keselamatan kepada dewa dan tidak boleh berlaku tidak sopan atau mengambil sesuatu dari tempat itu karena dikhawatirkan akan timbul sakit yang berkepanjangan dan harus kembali lagi ke sana untuk mengembalikannya.Â
Ini katanya sudah pernah terjadi sebelumnya dimana ada seorang wanita yang sakit karena mengambil barang yang ada di situ. Hal ini cukup membuat kami sedikit khawatir untuk mendekati tempat yang dikeramati tersebut.
Diperjalanan pulang, setelah memasuki kota Ulaanbaatar kami juga dibawa oleh Daegi untuk melihat pusat souvenir di kota Ulaanbaatar karena kesempatan kami berada di Mongolia tidak banyak lagi, besoknya kami harus kembali lagi ke Bandara International Chinggis Khaan untuk selanjutnya terbang kembali ke Indonesia.
Tempat penjualan souvenir yang kami kunjungi adalah sebuah Nomadic Souvenir Shop yang bangunannya berbentuk Ger rumah khas Mongolia. Tidak terlalu ramai oleh pengunjung mungkin karena sudah terlalu sore atau mungkin tidak banyak turis yang berkunjung ke Mongolia. Biasanya yang membeli souvenir adalah para turis yang ingin mengkoleksi barang-barang khas suatu daerah atau negara tertentu.Â
Saya hanya membeli sebuah patung perunggu kecil Genghis Khaan dan beberapa souvenir lainnya yang kelihatannya menarik. Sementara itu teman saya Slamet Rahardjo membeli baju hangat yang terbuat dari kain tenun kasmir yang sangat terkenal di Mongolia, harganyapun lumayan mahal.
Malam harinya kami diajak oleh kolega kami Jerry dan keluarganya untuk makan malam di sebuah restoran di atas sebuah bukit yang kelihatannya cukup mewah dimana dari restoran tersebut kita bisa melihat pemandang kota Ulaanbaatar di malam hari.Â
Di tempat itu pula beberapa bulan sebelumnya dijadikan tempat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) beberapa Kepala Pemerintahan termasuk Presiden Indonesia Bapak Joko Widodo juga ikut menghadiri acara konferensi tersebut. Pada kesempatan yang sangat indah ini kamipun tidak melupakan untuk mengabadikan beberapa foto di depan bendera negara-negara yang menjadi peserta konferensi.
Perjalanan Kembali Ke Tanah Air
Tibalah saatnya kami harus kembali lagi ke tanah air Indonesia. Pagi-pagi sekali sekitar pukul 5 pagi kami sudah dijemput oleh Jerry Rinchin untuk diantar ke bandara.Â
Jarak dari hotel ke bandara memakan waktu hanya sekitar 40 menit saja dan pagi itu jalannya juga tidak terlalu ramai sehingga kami bisa tiba di Bandara International Chinggis Khaan lebih cepat. Proses check in dan imigrasi berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala apapun sehingga waktu kami di ruang tunggu bisa lebih lama.Â