"Jadi, ada dua langkah untuk pembelajar menguasai bahasa target. If. Kau harus paham itu!" serunya.
"Krashen dan Terrell mengemukakan bahwa bahasa target adalah bahasa yang dikuasai (dipelajari) oleh pembelajar, baik disadari maupun tidak disadari. Kedua cara itu adalah pembelajaran (learning) dan pemerolehan (acquisition).
        Pada tahun 2002 seorang ahli Linguistik berasal dari Negara kita, Suwarno menyatakan, bahwa pembelajaran merupakan usaha disadari untuk menguasai kaidah-kaidah kebahasaan (about the language atau language usage), languge learning is knowing about language, or formal knowledge of a language.
        Belajar bahasa dilakukan secara formal dalam setting yang formal pula, misalnya pembelajaran bahasa dalam kelas. Namun demikian belajar bahasa secara formal tidak harus dilakukan dalam suatu tempat yang dibatasi oleh ruang, atau tidak harus dilakukan dalam kelas.
        Kegiatan belajar dimanapun asalkan proses belajar itu diarahkan pada penguasaan kaidah kebahasaan secara disadari, maka proses itu disebut pembelajaran. Jadi, pemerolehan adalah penguasaan bahasa secara tidak disadari (implisit), informal atau alamiah." urainya, membuat otakku pusing.
"Pada tiga tahun berikutnya, tepatnya tahun 2005 dalam bukunya Dardjowidjojo mengemukakan bahwa pemerolehan bahasa atau akuisi bahasa (language acquisition), yaitu proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibu (native language), If!" lanjutnya.
 "Jadi, menurut Dardjowidjojo, bahasa ibu adalah bahasa yang digunakan oleh orang dewasa pada saat berbicara dengan anak yang dalam masa memperoleh bahasa ibu." aku menyelak.
"Tepat!" serunya dengan penuh semangat.
         Ah, Dr. Mirna membuatku mumet sekaligus bangga. Ya aku bangga pernah menjadi muridnya. Rasanya ia tak pernah hilang dari pikiranku. Apalagi ketika aku tengah mengajar.
          Delapan jam kemudian, sebelum pulang dari kampus aku sempat membuka surel, akantetapi ia tak juga membalas. Ah, ia membuatku penasaran. Hingga pada saat pukul sepuluh malam, ketika tepat aku mebuka surel lagi, ia membalas.
"Malam." sapanya.