Mohon tunggu...
Ifah Latifah
Ifah Latifah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis buku antologi Guru Profesional (Laikesa: 2020). Antologi Jawaban dari Tuhan (Dd Publishing:2020). Antologi Mengedukasi Negeri (Madani Kreatif: 2020) Guru Limited Edition ( Pustaka Literasi : 2021) Puisi 1000 penggiat Literasi judul Indonesia bangkit(Geliat gemilang abad i: 2021) Nak sungguh aku mencintaimu ( Little Soleil : 2021)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Urban Farming: Green Jobs yang Menjanjikan di Masa Depan?

9 Juni 2024   15:37 Diperbarui: 9 Juni 2024   18:33 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat telah mengubah banyak lahan pertanian menjadi pemukiman. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, lahan pertanian semakin berkurang, sementara kebutuhan pangan terus meningkat. 

Berdasarkan sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia, pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat, menjadikannya negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, dengan sebaran terbesar berada di Pulau Jawa. Pada tahun 2022, jumlah penduduk di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat sudah mencapai 127,58 juta jiwa.

Dalam kondisi semakin padatnya bumi, apakah kita masih bisa mengandalkan pasokan makanan yang cukup sementara lahan pertanian semakin berkurang? Dan apakah ada yang peduli terhadap dampak kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh maraknya pembangunan gedung-gedung terhadap keberlanjutan lingkungan?

Membuat area pertanian di pedesaan memang sudah menjadi kelaziman. Namun, dengan semakin menyusutnya lahan pertanian, apakah mungkin pertanian dipindahkan ke kota? 

Beberapa negara maju yang tidak memiliki banyak lahan pertanian telah mulai berinovasi dengan melakukan pertanian di kota, memanfaatkan ruang yang ada seperti halaman, dalam gedung, bahkan atap. Pertanian di kota ini dikenal dengan sebutan urban farming. 

Apakah urban farming bisa menjadi solusi inovatif untuk mengatasi tantangan tersebut sekaligus memberikan peluang karir yang menjanjikan di bidang keberlanjutan?

Apa Itu Urban Farming?

Urban farming, atau pertanian perkotaan, adalah praktik menanam, memanen, dan mengelola tanaman serta memelihara hewan di dalam dan sekitar area perkotaan. Urban farming melibatkan berbagai metode dan teknik yang dirancang untuk mengatasi keterbatasan ruang, sumber daya, dan tantangan lingkungan yang khas dari lingkungan perkotaan.

Urban Farming memiliki beberapa Karakteristik yaitu:

Karakteristik Urban Farming

Urban farming dilakukan di area perkotaan seperti atap bangunan, pekarangan rumah, taman kota, lahan kosong, dan bahkan di dalam gedung. Beberapa metode inovatif yang digunakan termasuk kebun atap, hidroponik (menanam tanpa tanah menggunakan air yang kaya nutrisi), akuaponik (menggabungkan budidaya ikan dan tanaman dalam lingkungan yang saling menguntungkan), dan pertanian vertikal yang menanam tanaman dalam susunan vertikal untuk menghemat ruang. 

Selain itu, banyak urban farm berfungsi sebagai pusat komunitas, tempat pendidikan, dan proyek sosial yang mengajarkan keterampilan berkebun dan kesadaran lingkungan kepada masyarakat.

Manfaat Urban Farming

Urban farming menawarkan sejumlah manfaat signifikan, termasuk:

  • Ketahanan Pangan: Meningkatkan akses masyarakat perkotaan terhadap makanan segar dan bergizi serta mengurangi ketergantungan pada rantai pasokan makanan yang panjang dan rentan terhadap gangguan.
  • Keberlanjutan Lingkungan: Mengurangi jejak karbon dengan meminimalkan jarak transportasi makanan, memanfaatkan ruang perkotaan yang tidak terpakai, dan mendorong praktik pertanian berkelanjutan seperti penggunaan air yang efisien dan pengurangan limbah.
  • Manfaat Sosial dan Kesehatan: Meningkatkan kesehatan mental dan fisik melalui aktivitas berkebun, membangun ikatan komunitas, dan menyediakan kesempatan pendidikan serta pelatihan kerja di bidang pertanian dan keberlanjutan.
  • Ekonomi Lokal: Menciptakan peluang kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat perkotaan serta mendukung ekonomi lokal dengan menjual produk segar di pasar lokal, restoran, dan langsung kepada konsumen.

Tantangan Urban Farming

Namun, urban farming juga menghadapi berbagai tantangan dalam implementasinya, seperti keterbatasan ruang, akses ke sumber daya (air, tanah berkualitas, dan lainnya), pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, serta peraturan dan perizinan yang mungkin membatasi.

Urban Farming Sebagai Green Jobs yang Menjanjikan

Urban farming memiliki potensi besar untuk menjadi green job yang menjanjikan. Permintaan akan makanan lokal dan organik semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya makanan sehat dan berkelanjutan. 

Urban farming memberikan solusi dengan memanfaatkan ruang terbatas secara efisien melalui metode pertanian vertikal, hidroponik, dan akuaponik, menghasilkan jumlah makanan yang tinggi dengan menggunakan sedikit ruang dan sumber daya.

Dukungan dari pemerintah dan organisasi non-profit juga menciptakan peluang bagi para urban farmer untuk mendapatkan bantuan dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk memulai dan mengembangkan usaha mereka. 

Pasar untuk produk-produk urban farming mencakup konsumen akhir, restoran, toko kelontong, dan pasar lokal. Inovasi teknologi pertanian seperti sensor otomatis, sistem irigasi pintar, dan pencahayaan LED juga membuka peluang baru untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas urban farming.

Contoh Implementasi Urban Farming di Beberapa Negara Maju

  • Singapura: Sky Greens adalah pertanian vertikal pertama di dunia yang menggunakan teknologi hidroponik dan aeroponik. Program Community in Bloom mendorong warga untuk berkebun di ruang publik, menciptakan ratusan kebun komunitas di seluruh kota.
  • New York, Amerika Serikat: Brooklyn Grange adalah salah satu kebun atap perkotaan terbesar di dunia. Program GreenThumb mendukung lebih dari 550 kebun komunitas di seluruh kota.
  • Tokyo, Jepang: Pasona Urban Farm adalah gedung perkantoran di pusat Tokyo yang diubah menjadi pertanian dalam ruangan. Banyak sekolah di Tokyo telah mengintegrasikan kebun sekolah dalam kurikulum mereka.

Dengan kesadaran dan dukungan yang lebih luas dari masyarakat dan pemerintah, urban farming memiliki potensi besar untuk menjadi solusi yang efektif dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan lingkungan di perkotaan serta menciptakan peluang karir yang menjanjikan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun