Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat telah mengubah banyak lahan pertanian menjadi pemukiman. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, lahan pertanian semakin berkurang, sementara kebutuhan pangan terus meningkat.Â
Berdasarkan sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia, pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat, menjadikannya negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, dengan sebaran terbesar berada di Pulau Jawa. Pada tahun 2022, jumlah penduduk di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat sudah mencapai 127,58 juta jiwa.
Dalam kondisi semakin padatnya bumi, apakah kita masih bisa mengandalkan pasokan makanan yang cukup sementara lahan pertanian semakin berkurang? Dan apakah ada yang peduli terhadap dampak kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh maraknya pembangunan gedung-gedung terhadap keberlanjutan lingkungan?
Membuat area pertanian di pedesaan memang sudah menjadi kelaziman. Namun, dengan semakin menyusutnya lahan pertanian, apakah mungkin pertanian dipindahkan ke kota?Â
Beberapa negara maju yang tidak memiliki banyak lahan pertanian telah mulai berinovasi dengan melakukan pertanian di kota, memanfaatkan ruang yang ada seperti halaman, dalam gedung, bahkan atap. Pertanian di kota ini dikenal dengan sebutan urban farming.Â
Apakah urban farming bisa menjadi solusi inovatif untuk mengatasi tantangan tersebut sekaligus memberikan peluang karir yang menjanjikan di bidang keberlanjutan?
Urban farming, atau pertanian perkotaan, adalah praktik menanam, memanen, dan mengelola tanaman serta memelihara hewan di dalam dan sekitar area perkotaan. Urban farming melibatkan berbagai metode dan teknik yang dirancang untuk mengatasi keterbatasan ruang, sumber daya, dan tantangan lingkungan yang khas dari lingkungan perkotaan.
Urban Farming memiliki beberapa Karakteristik yaitu:
Karakteristik Urban Farming
Urban farming dilakukan di area perkotaan seperti atap bangunan, pekarangan rumah, taman kota, lahan kosong, dan bahkan di dalam gedung. Beberapa metode inovatif yang digunakan termasuk kebun atap, hidroponik (menanam tanpa tanah menggunakan air yang kaya nutrisi), akuaponik (menggabungkan budidaya ikan dan tanaman dalam lingkungan yang saling menguntungkan), dan pertanian vertikal yang menanam tanaman dalam susunan vertikal untuk menghemat ruang.Â