Mohon tunggu...
Ifah Latifah
Ifah Latifah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis buku antologi Guru Profesional (Laikesa: 2020). Antologi Jawaban dari Tuhan (Dd Publishing:2020). Antologi Mengedukasi Negeri (Madani Kreatif: 2020) Guru Limited Edition ( Pustaka Literasi : 2021) Puisi 1000 penggiat Literasi judul Indonesia bangkit(Geliat gemilang abad i: 2021) Nak sungguh aku mencintaimu ( Little Soleil : 2021)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Asal Usul Suku Tamiang Part 2

18 Mei 2024   12:55 Diperbarui: 18 Mei 2024   13:03 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, kemakmuran ini menarik perhatian bangsa-bangsa lain, sehingga orang Melayu merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk kembali berlayar hingga tiba di wilayah Sarang Jaya. Nama ini berarti tempat yang memberikan kesejahteraan.

Raja Tan Ganda

Tersohorlah seorang pemimpin bernama Tan Ganda yang memimpin imigran Melayu dan mendirikan kerajaan baru bernama Sarang Jaya. Kerajaan ini mencapai masa kejayaan dengan bandar besar bernama Bandar Jaya yang menghubungkan perdagangan antar bangsa seperti Malaya dan Siam.

Pada tahun 1024, pelabuhan Sarang Jaya diserang oleh Rajendra Chola dari Kerajaan Colamandala di India Selatan. Sarang Jaya hancur lebur, dan Raja Tan Ganda tewas. Namun, putranya, Tan Penoh, diselamatkan oleh Panglima kerajaan bernama Medang. Penduduk Sarang Jaya mengungsi mencari tempat yang aman, hingga tiba di sebuah sungai besar yang kini dikenal sebagai Sungai Tamiang.

Setelah Rajendra Chola I meninggalkan Sarang Jaya, Tan Penoh kembali dan membangun kembali wilayah tersebut dengan nama Serang Jaya, sebagai peringatan atas serangan yang mereka alami. Raja Tan Penoh, bersama panglima Medang, pasukan, dan rakyatnya kemudian pindah ke sungai Simpang Kanan dan mendirikan Kerajaan Bukit Karang serta bandar baru bernama Bandar Bukit Karang.

Setelah Tan Penoh wafat pada tahun 1044, kepemimpinan diteruskan oleh putranya, Tan Kelat, yang kemudian digantikan oleh Tan Indah, dan selanjutnya oleh Tan Banda. Setelah Tan Banda mangkat, kerajaan dipimpin oleh Tan Penok.

Susunan nama Raja-raja yang memerintah sejak perjalan cikal bakal hingga menjadi Kerajaan Tamiang yang diperoleh dari berbagai sumber:

  1. Raja serang Jaya

Raja Tan Ganda

  1. Kerajaan Bukit Karang

Raja Bukit Karang

  1. Tan penoh(1023-1044)
  2. Tan Kelat (1044-1088)
  3. Tan Indah (1088-1022)
  4. Tan Banda (1122-1150)
  5. Tan Penok (1150-1190)
  1. Raja Bukit Karang dynasty Sulooh (Awal Kerajaan Tamiang)
  1. Raja Pucook sulooh (1190-1256)
  2. Raja Po pala (1256-1278)
  3. Raja Dewangsa (1278-1300)
  4. Raja Po Dinok (1300-1330)
  1. Kesultanan Benua Tamiang (Masa Pemerintahan kerajaan Islam Tamiang)
  1. Sultan Muda Sedia (1330-1352)
  2. Mangkubumi Muda Sedinu(1352-1369)
  3. Sultan Po Malat (1469-1412)
  4. Sultan Po Kandis (1454-1490)
  5. Sultan Po Garang (1490-1528)
  6. Pendekar sri Mangkuta (1528-1558)

Setelah pemerintahan  Pendekar Srimangkuta Kerajaan Tamiang terpecah menjadi dua yaitu Kerajaan Karang dan Kerajaan Benua Tunu Raja Proomsyah yang Kimpoi dan Putri mayang mengurai anak Pendekar sri Mangkuta merupakan raja Islam ke kedelapan tahun 1558  dengan pusat pemerintahannya di desa Menanggini

Raja Po Geumpa Alamsyah yang Kimpoi dengan Putri seri Merum memerintah di negeri  benua Sebagai Raja Muda Negeri Simpang Kiri Raja benua Tunu. Kerajaan Karang muncul setelah Raja Tan Muda Syari (raja tamiang Islam Kesepuluh) wafat digantikan oleh anaknya bernama Tan kuala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun