Namun, kemakmuran ini menarik perhatian bangsa-bangsa lain, sehingga orang Melayu merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk kembali berlayar hingga tiba di wilayah Sarang Jaya. Nama ini berarti tempat yang memberikan kesejahteraan.
Raja Tan Ganda
Tersohorlah seorang pemimpin bernama Tan Ganda yang memimpin imigran Melayu dan mendirikan kerajaan baru bernama Sarang Jaya. Kerajaan ini mencapai masa kejayaan dengan bandar besar bernama Bandar Jaya yang menghubungkan perdagangan antar bangsa seperti Malaya dan Siam.
Pada tahun 1024, pelabuhan Sarang Jaya diserang oleh Rajendra Chola dari Kerajaan Colamandala di India Selatan. Sarang Jaya hancur lebur, dan Raja Tan Ganda tewas. Namun, putranya, Tan Penoh, diselamatkan oleh Panglima kerajaan bernama Medang. Penduduk Sarang Jaya mengungsi mencari tempat yang aman, hingga tiba di sebuah sungai besar yang kini dikenal sebagai Sungai Tamiang.
Setelah Rajendra Chola I meninggalkan Sarang Jaya, Tan Penoh kembali dan membangun kembali wilayah tersebut dengan nama Serang Jaya, sebagai peringatan atas serangan yang mereka alami. Raja Tan Penoh, bersama panglima Medang, pasukan, dan rakyatnya kemudian pindah ke sungai Simpang Kanan dan mendirikan Kerajaan Bukit Karang serta bandar baru bernama Bandar Bukit Karang.
Setelah Tan Penoh wafat pada tahun 1044, kepemimpinan diteruskan oleh putranya, Tan Kelat, yang kemudian digantikan oleh Tan Indah, dan selanjutnya oleh Tan Banda. Setelah Tan Banda mangkat, kerajaan dipimpin oleh Tan Penok.
Susunan nama Raja-raja yang memerintah sejak perjalan cikal bakal hingga menjadi Kerajaan Tamiang yang diperoleh dari berbagai sumber:
- Raja serang Jaya
Raja Tan Ganda
- Kerajaan Bukit Karang
Raja Bukit Karang
- Tan penoh(1023-1044)
- Tan Kelat (1044-1088)
- Tan Indah (1088-1022)
- Tan Banda (1122-1150)
- Tan Penok (1150-1190)
- Raja Bukit Karang dynasty Sulooh (Awal Kerajaan Tamiang)
- Raja Pucook sulooh (1190-1256)
- Raja Po pala (1256-1278)
- Raja Dewangsa (1278-1300)
- Raja Po Dinok (1300-1330)
- Kesultanan Benua Tamiang (Masa Pemerintahan kerajaan Islam Tamiang)
- Sultan Muda Sedia (1330-1352)
- Mangkubumi Muda Sedinu(1352-1369)
- Sultan Po Malat (1469-1412)
- Sultan Po Kandis (1454-1490)
- Sultan Po Garang (1490-1528)
- Pendekar sri Mangkuta (1528-1558)
Setelah pemerintahan  Pendekar Srimangkuta Kerajaan Tamiang terpecah menjadi dua yaitu Kerajaan Karang dan Kerajaan Benua Tunu Raja Proomsyah yang Kimpoi dan Putri mayang mengurai anak Pendekar sri Mangkuta merupakan raja Islam ke kedelapan tahun 1558  dengan pusat pemerintahannya di desa Menanggini
Raja Po Geumpa Alamsyah yang Kimpoi dengan Putri seri Merum memerintah di negeri  benua Sebagai Raja Muda Negeri Simpang Kiri Raja benua Tunu. Kerajaan Karang muncul setelah Raja Tan Muda Syari (raja tamiang Islam Kesepuluh) wafat digantikan oleh anaknya bernama Tan kuala.