Mohon tunggu...
Idrus Cerpen
Idrus Cerpen Mohon Tunggu... -

I' PEN (Idrus Cerpen) . Penulis Pria. yang lebih dikenal dengan Penulis yang bertema perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karena Trauma

22 September 2014   21:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:55 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

------------

aku sudah tidak percaya dengan tuhan. untuk mengerjakan perintahnya. beribadah sholat atau ibadah lainnya. karena aku melihat ibuku yang rajin ibadah. tapi entah kenapa tuhan memberikan suaminya seperti itu. mengapa ibuku mendapatkan keburukan. bukan kebaikan.

bukannya yang baik akan diperlakukan yang baik pula. tapi mengapa ibuku dapat diperlakukan seperti itu. dimana letak keadilan Tuhan .

nenekku yang baik hati. sering mengingatkanku untuk sholat. dan sering pula menceramahiku. tapi aku tetap tidak pernah mengikutinya.

aku salut dengan sikap nenekku. dia tidak marah padaku. dia tidak pernah membentakku, meskipun aku sering membantahnya. sering tidak mengikuti apa yang nenek katakan. nenekku masih bersikap lembut dan baik. dia hanya mengingatkanku saja. dan tidak bosan-bosannya pula merayuku untuk mengerjakan ibadah sholat. nenekku sangat sabar sekali. sifatnya hampir sama dengan ibuku. lembut dan penyayang.

meskipun aku bersikap jutex kasar. tapi aku masih baik pada perempuan. terutama pada ibu-ibu seumuran ibuku.

karena aku tahu penderitaan sebagai istri. aku selalu teringat dengan perlakuan bapakku terhadap ibuku. dan kejadian itu tidak pernah aku lupakan. selalu terbayang dan menghantui dipikiranku. disaat aku sedang menyendiri.

aku berjanji didalam hati. bila bapakku menghubungiku atau pun datang menghampiriku.aku tidak ingin menjawabnya, apalagi untuk melihatnya maupun memeluknya. tidak akan pernah aku lakukan.  AKU SANGAT MEMBENCINYA.

--------------

Karena aku anak satu-satunya. ibuku masih mampuh untuk membiayai melanjutkan sekolahku. aku kuliah dijakarta atas permintaan ibuku. aku sangat tidak tega untuk meninggalkan nenekku sendiri dikampung. nenekku sudah seperti ibuku sendiri. apalagi sebelum aku pergi kejakarta. aku melihat mata nenek berair dengan sendirinya dan memelukku dengan pelukan penuh kasih sayang. aku merasakannya. sangat nyaman sekali dipelukannya. benar-benar terasa hangat. setelah memelukku. nenekku tidak pernah melupakannya. nenekku tetap mengingatkanku. dan kali ini tidak hanya mengingatkanku untuk sholat tapi ada hal lain yang dia sampaikan padaku. dengan suara pelan terdengar ditelingaku. " ingat ya anakku sayang... jangan lupa sholat.. tidak semua pria itu seperti bapakmu.. "

itu kalimat terakhir meninggalkan nenekku. meninggalkan halaman kampung ibuku. aku sangat sedih sekali meninggalkannya. nenek tidak hanya menganggapku seperti cucu saja. tapi dia menganggapku seperti anaknya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun