Kau lirik kiri, kau lirik kanan.
Keluarga besar ternyata nampak asing dalam pandangan
Hingga akhirnya kau mengajakku pulang, dan aku lekas menurut sambil menahan rasaku. Iba hatiku, Â melihat kau sendiri teracuhkan. Tidak ada yang mau mengajakmu bicara, padahal kita datang jau dari tengah rimba.
Apakah ada yang menanyakan kabarmu? tentang kita? Apakah keluarga kita sehat?
Tidak! Mereka hanya mementingkan diri mereka sendiri.
Kusimpan emosiku! Â Ku tahan, tapi aku lega akhirnya kita pulang.
Karena kutahu,
di sana bukan tempat kita.
....
Tetaplah jadi lelaki hebat.
Maaf, aku yang tak pernah bisa untuk berterus terang.
Bapak.
__SpK
(Tangerang, 12 November 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H