5 TIPS DAN TRIK MENJADI PRESENTER YANG HEBRING DAN TIDAK GARING
Oleh: IDRIS APANDI
(Penulis Buku Public Speaking for Teacher)Â
"Awesome, your presentation is very good.", "Luar biasa pak. Presentasinya tidak membuat boring dan tidak bikin ngantuk. Waktu 3,5 jam tidak terasa saking serunya." Ucap seorang peserta yang memberikan apresiasi terhadap presentasi saya pada sebuah In House Training (IHT) di sebuah sekolah.Â
Saya secara pribadi tentunya senang dong mendengar hal tersebut, karena saya bisa memberikan layanan yang sesuai dengan harapan mereka. Walau demikian, saya dan juga pembaca tentu sepakat bahwa kita jangan sampai terbuai dan terhanyut oleh pujian yang bisa membuat lupa diri dan menjerumuskan kepada kesombongan. Jadikan pujian atau apresiasi sebagai motivasi untuk melakukan hal yang lebih baik lagi.
Kekuatan Kemampuan Public Speaking
Setiap presenter, narasumber, atau fasilitator memiliki gaya masing-masing saat presentasi. Apa pun cara, strategi, gaya yang dilakukan, fokusnya harus kepada bagaimana caranya materi atau pesan bisa disampaikan dengan baik dan mudah dipahami oleh audience, karena kalau presentasi membosankan, akan membuat audience tidak betah, bosan, ngantuk, lebih memilih aktivitas lain seperti mempermainkan gawai, atau bahkan memilih meninggalkan ruangan presentasi sebelum waktunya selesai.
Dalam konteks pendidikan orang dewasa, materi yang disampaikan oleh presenter pun jangan sampai terkesan menggurui, karena pada dasarnya orang dewasa tidak ingin digurui, mungkin sudah memiliki pengalaman pada masalah atau bidang yang dibahas oleh presenter. Selain, orang dewasa hanya mau belajar sebuah materi jika memerlukannya. Sepanjang dia belum memerlukannya, maka dia tidak akan terlalu serius mempelajari atau bahkan belum mau mempelajarinya.
Sependek pengalaman saya menjadi pemateri, narasumber, atau fasilitator pada seminar, pelatihan, atau workshop, kemampuan public speaking seorang presenter sangat menentukan suasana ruangan seminar. Apakah peserta akan antusias mengikuti acara atau sebaliknya. Peserta bosan dan memilih keluar dari ruangan seminar, atau mengikuti seminar sampai dengan akhir tapi dengan kurang bersemangat.
Berikut ada beberapa tips dan trik terkait presentasi supaya keren dan hebat (hebring) serta tidak garing. Pertama, siapkan bahan presentasi yang menarik, singkat, padat, dan desainnya yang sederhana, tidak terlalu ramai oleh gambar, hiasan, atau asesoris lainnya yang dapat mengganggu atau membuat audience tidak nyaman melihatnya. Hal yang perlu ada pada sebuah slide power point hanya point-point penting saja. Tidak ditulis secara detil. Penjelasan detilnya disampaikan pada saat presentasi. Â
Kalau pun perlu ada gambar pada slide bahan tayang, harus relevan dengan materi yang dibahas dan bertujuan sebagai penguat, pelengkap, atau penegas dari materi yang ada pada slide bahan tayang. Selain ukuran huruf, perhatikan juga penggunaan jenis huruf, warna background dan warna huruf.
Jangan sampai tidak jelas atau tidak nyaman di mata. Sebaiknya antara background dan warna huruf kontras supaya lebih jelas dibacanya. Bahan tayang saat ini bisa dibuat dalam bentuk power point (PPt), canva, atau peta konsep (mind mapping). Bahan tayang pun bisa dibuat secara interaktif dengan menggunakan aplikasi seperti padlet, mentimeter, atau aplikasi digital lainnya.
Kedua, kuasai materi dengan baik. Jangan sampai saat presentasi kita terlihat kurang percaya diri kurang perform sebagai akibat dari kurang menguasai materi. Jika kurang menguasai pada saat presentasi, sama halnya dengan "bunuh diri". Apalagi jika peserta yang hadir di ruangan seminar juga ada ahli, pakar, atau praktisi yang kritis dan menguasai materi yang dipresentasikan oleh kita.Â
Mereka bisa saja bertanya atau mengkritisi materi yang disampaikan oleh kita. Oleh karena itu, sebelum presentasi, baca lagi materi yang akan dipresentasikan, jika dirasa perlu revisi (memperbaiki, menambah atau mengurangi bahan) maka segera lakukan. Perbanyak membaca dari berbagai sumber untuk menambah pengetahuan kita, karena ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan memiliki kebaruan.
Pada momen tertentu, mungkin saja ada audience yang mengkritisi, menyanggah, atau melengkapi presentasi kita. Hal tersebut tidak perlu membuat kita down, baper, atau merasa kurang dihargai oleh audience. Kita harus tetap tenang, ucapkan terima kasih kepada audience yang memberikan masukan, dan mengambil sisi baiknya, yaitu kita mendapatkan ilmu baru dari orang lain.Â
Dalam  sebuah proses pembelajaran, presenter bukan satu-satunya sumber belajar, orang yang paling tahu, atau orang yang paling bisa, tetapi bisa saja presentasi yang disampaikannya menjadi pemantik untuk terjadinya sharing, diskusi, dan saling melengkapi dalam sebuah proses pembelajaran.
Ketiga, jelaskan dengan lugas menggunakan kalimat yang mudah dipahami oleh audience. Penjelasan yang lugas dan mudah dipahami akan menjadi daya tarik tersendiri dalam sebuah presentasi. Selain menggunakan kalimat yang mudah dipahami, gunakan juga gunakan alat peraga/media, analogi yang familiar dan contoh-contoh yang bersifat kontekstual. Dengan cara seperti itu, maka audience dapat menangkap pesan atau makna dari materi yang disampaikan.
Agar penjelasan bisa disesuaikan dengan kebutuhan audience, maka akan sangat baik jika sebelum menyusun bahan presentasi dan menyampaikannya, terlebih dahulu cari informasi dan pelajari latar belakang audience yang akan hadir, seperti latar belakang pekerjaan, gender, kelompok usia (anak-anak, remaja, atau dewasa), atau kelompok sosial tertentu. Penggunaaan isyarat, raut muka, tatapan mata, dan bahasa tubuh yang sesuai juga akan membantu saat presentasi. Perhatikan volume/nada bicara, kecepatan berbicara, dan kejelasan pelafalan huruf atau kata.
Keempat, bangun chemistry dengan audience, gunakan ice breaker, dan humor untuk mencairkan suasana. Membangun chemistry antara presenter dan audience merupakan hal yang sangat penting agar presentasi berjalan lancar dan menarik minat serta antusiasme audience untuk mengikutinya. Membangun chemistry sebaiknya dilakukan sejak awal presentasi.Â
Bentuknya, misalnya sapaan yang ramah, mengapresiasi dan menghargai semangat dan kehadiran audience, menceritakan kesan positif kita terhadap profesi audience, menceritakan kesan atau kenangan indah terkait kota atau tempat berlangsungnya kegiatan, dan sebagainya.
Sebagai pemanasan sebelum presentasi, presenter juga bisa mencairkan suasana melalui kuis, tanya jawab ringan, atau ice breaker. Presentasi yang terlalu lama berpotensi membuat audience bosan. Oleh karena itu, presenter harus peka dan mampu membaca suasana. Saat audience terlihat bosan, maka presenter harus mencairkan suasana melaui ice breaker lagi.Â
Bentuknya bisa game, kuis, nyanyi, tarian, sulap, dan sebagainya. Tapi hati-hati, jangan terlalu sering melakukan ice breaking saat presentasi karena hal tersebut dapat menyebkan audience bosan, banyak waktu terbuang, dan materi kurang tersampaikan secara optimal. Intinya, ice breaker dilakukan sesuai dengan keperluan.
Trik lain agar selama presentasi audience antusias dan tidak bosan adalah gunakan humor. Walau demikian, hati-hati saat menyampaikan humor. Jangan sampai menyinggung SARA, body shaming (mengomentari kondisi tubuh orang lain dengan kata-kata yang tidak pantas), atau mengucapkan kata-kata yang kurang etis.
Kelima, perhatikan pakaian dan cara berpenampilan. Jangan sampai salah kostum. Apakah acara yang dihadiri adalah acara formal atau nonformal? Apakah ada drees code yang dipersyaratkan oleh panitia? Lalu di manakah acara tersebut diadakan? Perhatikan kerapihan rambut dan kebersihan gigi. Kalau perlu pakai parfum untuk menambah kepercayaan diri. Tapi hati-hati, wangi parfum juga jangan terlalu menyengat karena bisa mengganggu orang lain.
Bagi presenter pemula, sebaiknya lakukan latihan sebelum presentasi, olah nafas, belajar cara berdiri, cara berjalan, dan menampilkan bahasa tubuh yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan. Hal ini akan mendukung meningkatkan kesiapan sebelum melakukan presentasi agar tidak "demam panggung".Â
Jika seorang presenter sudah demam panggung, dampaknya dia akan kehilangan fokus, hal yang telah disiapkan jauh-jauh hari bisa ambyar atau hilang dari ingatan. Hampir bisa dipastikan, presentasinya gagal total. Hal tersebut tentunya tidak diharapkan terjadi, bukan?
Presentasi yang mengesankan akan menjadi sebuah modal yang penting untuk meyakinkan dan mempengaruhi orang lain. Presentasi yang mengesankan juga akan membantu melahirkan dan meningkatkan kepercayaan pihak lain terhadap Anda. Kalau Anda melamar pekerjaan, kemampuan presentasi yang mengesankan akan membantu meyakinkan pihak perusahaan untuk menerima lamaran Anda.
Melalui kemampuan presentasi yang keren, Anda yang sebelumnya mungkin tidak dikenal menjadi lebih dikenal. Dari awalnya kurang diperhatikan, akan menjadi pusat perhatian. Dari awalnya orang biasa menjadi orang yang diperhitungkan. Presentasi yang mengesankan akan menjadi jalan bagi Anda mendapatkan penghasilan dan jaringan yang siap menggunakan jasa Anda.
Kemampuan presentasi yang mengesankan tidak datang tiba-tiba. Untuk menguasainya diperlukan latihan dan pembiasaan. Oleh karena itu, kalau ada kesempatan, sering-seringlah Anda presentasi di depan umum. Jadikan itu sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan dan jam terbang Anda.
Kemampuan presentasi yang mengesankan akan membuat audience dan penggemar Anda menantikan kehadiran Anda. Audience tidak akan merasa bosan mendengarkan Anda berbicara. Mereka akan antusias mendengarkan setiap kata atau kalimat yang Anda sampaikan. Jika hal itu terjadi, maka siap-siap saja Anda banyak diundang ke berbagai kegiatan yang relevan dengan kemampuan Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H