Jika misalnya belum sesuai dengan karakteristik dan gaya belajar peserta didik, maka guru harus mencari cara baru yang lebih kreatif untuk menyampaikan materi pelajaran.
Guru pun perlu meminta kesan, masukan, atau saran dari para peserta didiknya terkait dengan caranya mengajar. Selain itu, guru juga perlu bertanya apa harapan dari setiap peserta didiknya agar guru semakin optimal dalam memberikan layanan pembelajaran yang optimal.Â
Kurikulum merdeka menegaskan bahwa pembelajaran harus berpusat kepada peserta didik dan tugas guru yang utama adalah melayani murid-muridnya dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pada sebuah kelas, tidak tertutup kemungkinan terdapat peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori, visual, dan kinestetik. Gaya belajar auditori adalah gaya belajar dimana peserta didik lebih mudah memahami materi pelajaran melalui indera pendengaran (telinga).Â
Gaya belajar visual adalah gaya belajar di mana peserta didik lebih mudah memahami materi pelajaran melalui indera penglihatan (mata). Dan gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar di mana peserta didik lebih mudah memahami materi pelajaran melalui gerakan.Â
Seorang peserta didik mungkin saja dapat belajar dengan menggunakan lebih dari satu gaya belajar, tetapi biasanya ada gaya belajar yang lebih menonjol atau yang lebih nyaman dibandingkan dengan gaya belajar lainnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, ada 4 (empat) strategi pembelajaran berdiferensiasi yang bisa dilakukan oleh guru, yaitu; (1) berbasis konten (isi pelajaran), (2) berbasis proses, (3) berbasis produk, dan (4) berbasis lingkungan.Â
Strategi pembelajaran berbasis konten (isi) pada intinya adalah guru menyajikan materi atau bahan ajar melalui sumber atau media yang bervariasi.Â
Bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori, guru menggunakan rekaman suara dan media audio-video. Peserta didik juga bisa menyimak penjelasan guru, menyimak temannya yang berbicara atau membacakan sebuah cerita, atau peserta didik membaca buku secara nyaring.
Bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar visual, guru bisa menyajikan gambar, video, buku komik/ bergambar, memperlihatkan benda nyata, mengamati benda atau lingkungan sekitar, atau menerapkan metode demonstrasi.Â
Bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestetik, guru mengajak peserta didik untuk praktik, menari, melakukan aktivitas jasmani, bermain peran (role play), simulasi, atau melakukan proyek bersama membuat sebuah produk atau karya.Â