Literasi dan numerasi dalam pembelajaran berdiferensiasi dilakukan oleh guru dengan mengarahkan anak untuk belajar melalui berbagai sumber belajar. Bukan hanya buku pelajaran, tetapi juga bisa melalui audio, video, audio-visual, gerakan, praktik, observasi, kunjungan lapangan, dan sebagainya. Hal tersebut tidak lepas dari gaya belajar peserta didik. Ada 3 gaya belajar, yaitu (1) auditori, (2) visual, dan (3) kinestetik.
Peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori lebih mudah memahami materi pelajaran melalui indera pendengaran seperti dibacakan cerita, mendengarkan suara, mendengarkan rekaman, atau membaca tulisan secara nyaring.Â
Peserta didik yang memiliki gaya belajar visual lebih mudah memahami materi pelajaran melalui indera penglihatan seperi melihat gambar, video, grafik, bagan, berkunjung secara langsung ke sebuah tempat, mengamati objek, membaca dan memberikan tanda pada tulisan yang dibacanya. Peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih mudah memahami materi pelajaran melalui gerakan, praktik, atau membuat produk.
Penguatan literasi dan numerasi dalam pembelajaran berdiferensiasi dilakukan melalui penerapan pendekatan saintifik yang dikenal dengan 5 M (mengamati, menanya, mengumpulkan, menalar, dan mengomunikasikan), penerapan model-model pembelajaran aktif-kolaboratif yang mengarah kepada peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta peningkatan level berpikir peserta didik dari level berpikir tangkat rendah (lower order thinking skill/LOTS) menuju kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill/HOTS).
Hal yang fundamental dalam penguatan literasi dan numerasi dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah guru harus bisa membuat peserta didik berminat dan gemar membaca, karena membaca merupakan sarana pembuka ilmu pengetahuan.Â
Jika minat baca peserta didik masih rendah, maka peningkatan mutu literasi dan numerasi akan sangat sulit untuk dilakukan.Â
Untuk meningkatkan minat baca, maka sekolah perlu menyediakan beragam bahan bacaan yang sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir dan kebutuhan peserta didik. Wallaahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H