Supervisor bebas menyusun instrumen yang akan digunakan untuk melakukan supervisi. Intinya bisa meng-cover atau menilai hal-hal yang disebutkan di atas. Walau demikian, dalam kegiatan supervisi, supervisor itu sendiri adalah "instrumen utama" observasi pembelajaran. Indera tubuh seperti mata dan telinga bisa digunakan sebagai instrumen observasi.Â
Oleh karena itu, selain menggunakan instrumen yang biasanya sudah baku dan bersifat kuantitatif (misalnya menggunakan angka/skala penilaian), supervisor juga membuat catatan atau jurnal pelaksanaan observasi/supervisi yang akan mendukung objektivitas dan akurasi hasil supervisi.Â
Supervisor pun sangat disarankan menggunakan video untuk merekam kegiatan observasi dan jadikan sebagai bahan diskusi peningkatan mutu pembelajaran dengan guru yang disupervisi.
Berdasarkan kepada uraian di atas, maka perlu digarisbawahi bahwa supervisi yang dilakukan pada konteks merdeka belajar pada dasarnya sama saja dengan supervisi pembelajaran pada umumnya, hanya dikembangkan kepada penguatan paradigma guru pada pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang mampu berpikir kritis.
SUPERVISI PEMBELAJARAN DALAM PARADIGMA MERDEKA BELAJAR
Oleh: IDRIS APANDI
(Praktisi dan Pengamat Pendidikan)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H