Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

8 Alasan Menulis

23 Agustus 2021   17:55 Diperbarui: 23 Agustus 2021   18:04 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Biarkan orang membaca ide atau gagasan cemerlang Anda. Biarkan pembaca menjadi "hakim" atas tulisan-tulisan Anda. Kalau tulisan Anda bisa meraih hati para pembaca, maka dengan sendirinya nama Anda akan dikenal dan populer, khususnya di kalangan pembaca karya-karya Anda.

Seorang penulis yang sudah dianggap mumpuni dan kapabel biasanya diundang menjadi narasumber seminar, webinar, In House Traning (IHT), pelatihan, acara talk show baik di radio, podcast, maupun di stasiun TV. Ada penulis yang diundang oleh lembaga pemerintah atau swasta sebagai tim pengembang program yang akan dilaksanakan oleh instansi tersebut. Ada juga yang diangkat menjadi staf ahli seorang pejabat karena ide-idenya dianggap bisa membantu opmalisasi tugas-tugas sang pejabat.

Hal-hal tersebut tersebut dicapainya melalui proses yang lama, penuh dengan perjuangan dan pengorbanan. Dia memulai menulis sebagai sarana ekspresi, eksistensi, promosi, kemudian dia mendapat apresiasi berupa kesempatan atau job yang datang silih berganti.

7. Menambah Penghasilan

Menulis bisa menjadi sarana mendatangkan penghasilan. Ada penulis yang memang dari awal tujuannya untuk mendapatkan penghasilan dari tulisan. Baginya, menulis adalah profesi sekaligus sumber nafkah. Dia mengirimkan draft bukunya ke penerbit dengan tujuan agar dipertimbangkan untuk dicetak oleh penerbit. Ada juga yang mengirim artikel ke koran atau majalah dengan harapan saat tulisannya dimuat, dia mendapat honor dari tulisannya tersebut.

Selain dari tujuannya mencari nafkah melalui tulisan, ada juga penulis yang mendapat berkah dari tulisannya yang bermutu dan sesuai kebutuhan pembaca. Misalnya, ada seorang penulis yang menulis artikel tentang Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang akan wajib diikuti oleh setiap sekolah. 

Tulisan tersebut kemudian dibaca oleh banyak orang, khususnya pendidik dan tenaga kependidikan. Kemudian mereka berminat sang penulis artikel sebagai narasumber seminar, webinar, In House Training (IHT), atau pelatihan seputar AKM. Lalu, dia pun mendapat honor dari acara yang diisinya. Hal tersebut adalah sebuah apresiasi terhadap kompetensinya.

Penghasilan baik sebagai tujuan maupun sebagai dampak dari sebuah karya tulis, hal tersebut pada dasarnya sah-sah saja. Intinya, saat sebuah karya tulis bermutu dan sesuai dengan kebutuhan pembaca, maka tulisan tersebut akan dicari dan laku di pasaran. Begitu pun penulisnya akan banyak mendapatkan undangan sebagai narasumber berbagai acara.

8. Contoh Nyata Teladan Gerakan Literasi 

Menulis merupakan contoh nyata teladan gerakan literasi. Sebagaimana diketahui bahwa sejak 2016 Kemdikbud menggulirkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) kemudian menggulirkan juga Gerakan Literasi Nasional (GLN) melalui berbagai macam program dan kegiatan. GLS dan GLN digaungkan sampai ke daerah khususnya ke satuan pendidikan, Taman Bacaan Masyarakat (TBM), hingga ke lingkungan keluarga. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca di kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat yang kemudian diharapkan diikuti dengan kegiatan menulis.

Para akademisi, peneliti, dan praktisi pendidikan tentunya memiliki peran yang strategis dalam menyukses gerakan literasi yang digulirkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah dengan menuliskan ide, gagasan, hasil kajian, dan hasil penelitiannya dalam bentuk buku, prosiding, artikel, atau laporan yang bisa dibaca banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun