Pada saat BDR, dia mungkin suka susah bangun tidur saat pagi-pagi, banyak rebahan, dan relatif lebih santai. Sedangkan saat PTM, dia harus mengubah kebiasaan tersebut.Â
Oleh karena itu, pihak sekolah pun perlu memberikan sosialisasi kepada orang tua terkait dengan transisi dari BDR ke PTM terbatas seperti pengondisian anak untuk siap PTM ke sekolah, penyiapan protokol kesehatan, menyiapkan bekal anak menuju ke sekolah, keamanan saat anak pergi ke sekolah dan pulang dari sekolah.
Peran guru, tenaga kependidikan, pembina ekstrakurikuler diperlukan pada saat pemulihan psiko-sosial peserta didik pada saat PTM. Mereka bisa menjadi pemandu atau pendamping bagi para peserta didik.Â
Kegiatan yang menyenangkan sekaligus mendidik seperti bernyanyi, mendongeng, olah raga, kuis, pameran/pajangan karya/ kreativitas peserta didik, observasi lingkungan sekolah dapat menjadi alternatif kegiatan selama masa pemulihan psiko-sosial peserta didik, tentunya dengan tetap mematuhi prokes. Wallaahu a'lam.
Oleh: IDRIS APANDI
(Praktisi Pendidikan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H