Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menjadi Widyaiswara Blogger

25 Desember 2020   08:51 Diperbarui: 27 Desember 2020   18:36 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto penulis sambil memakai T-Shirt kenang-kenangan dari Kompasiana. (Dok. Idris Apandi)


MENJADI WIDYAISWARA BLOGGER

Oleh: IDRIS APANDI

(Widyaiswara, Blogger, Penulis 900-an Artikel dan 45 Buku)

 

Pasal 1 ayat (2) Permeneg PAN dan RB Nomor 22 tahun 2014 menyebutkan bahwa “Widyaiswara adalah PNS yang jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, dan/atau melatih Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang selanjutnya disingkat Dikjartih PNS, dan melakukan evaluasi dan pengembangan Pendidikan dan Pelatihan yang selanjutnya disingkat Diklat pada Lembaga Diklat Pemerintah.

Ayat (3) menyebutkan bahwa Widyaiswara adalah PNS yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk Dikjartih PNS, dan melakukan Evaluasi dan Pengembangan Diklat pada Lembaga Diklat Pemerintah.

Sebagai ASN yang tugasnya mendidik, mengajar, dan melatih peserta diklat, kegiatan widyaiswara tidak akan lepas dari aktivitas menulis, misalnya; menulis bahan ajar, menulis bahan tayang, menulis makalah, dan menulis karya tulis untuk pengembangan profesi.

Salah satu sarana untuk menulis adalah blog. Blog adalah bentuk aplikasi web yang berbentuk tulisan-tulisan pada sebuah halaman web. Tulisan-tulisan ini sering kali dimuat dalam urutan isi terbaru dahulu sebelum diikuti isi yang lebih lama, meskipun tidak selamanya demikian (Wikipedia).

Weblog atau blog adalah sebuah website atau jurnal online yang berisi informasi berbentuk tulisan yang dimuat sebagai posting pada sebuah halaman web. Konten atau postingan pada sebuah blog seringkali diperbaharui secara berkala. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan minat dari blog tersebut. Blog bisa berfungsi sebagai media informasi online dengan bebagai macam topik. Blog juga mempunyai fungsi sebagai catatan harian, media publikasi dalam sebuah kampanye politik. (viva.com).

Ada beberapa blog yang bisa digunakan seperti blogspot.com, worpress.com, Kompasiana, dan sebagainya. Intinya, kalau ada kemauan, maka di situ ada jalan. Cukup banyak orang yang sukses dengan menulis di blog. Namanya dikenal luas sebagai seorang blogger dan dia mendapatkan penghasilan dari aktivitasnya nge-blog.

Saya sendiri memiliki akun di blogspot, wordpress, dan Kompasiana, tetapi saat ini yang paling saya sering gunakan adalah Kompasiana. Tanggal 16 Juni 2010 saya bergabung di Kompasiana. Tujuan saya bergabung di Kompasiana adalah untuk mendokumentasikan dan menyebarkan gagasan dan catatan saya pada blog dengan jumlah anggota paling banyak di Indonesia, yaitu mencapai ribuan anggota dan jutaan tulisan. Oleh karena itu, walaupun saya sudah memiliki blog sendiri, saya tetap menulis di Kompasiana, karena tulisan saya lebih berpeluang dibaca oleh banyak orang, walau sebenarnya belum tentu selalu banyak yang membaca juga. Tergantung tingkat keaktualan tulisan dan tergantung kebutuhan para pembacanya.

Dengan menjadi blogger, saya pun tertantang untuk terus menulis. Tercatat lebih dari 900 artikel saya sudah tulis. Tulisan-tulisan lebih banyak membahas masalah pendidikan karena saya bekerja di instansi pendidikan dan banyak menelaah masalah-masalah pendidikan. Sering dengan bertambahnya karya tulis saya, maka kemampuan menulis saya pun semakin terlatih dan karakter menulis saya semakin terbentuk. Dengan kata lain, menulis telah membentuk identitas sekaligus jenama diri (personal branding) saya.

Sebagai seorang widyaiswara yang sekaligus seorang blogger, ada beberapa manfaat yang saya dapatkan. Pertama, saya bisa mencurahkan ide, gagasan, unek-unek, catatan, hasil analisis saya dalam bentuk tulisan. Setelah menuliskannya, selain merasa puas, hati saya pun merasa plong, karena pemikiran dan unek-unek saya sudah saya curahkan. Ibaratnya, orang yang yang sudah curhat kepada teman-temannya, dia merasa senang walau pun belum tentu ada solusi dari keluhan yang disampaikannya.

Saya memosting tulisan di blog selain agar bisa dibaca oleh orang lain, juga sebagai sarana dokumentasi gagasan. Jika suatu saat diperlukan saat saya dimana saja, maka saya tinggal buka blognya atau saya cari di google judul tulisannya, maka dengan mudah saya dapatkan. Tidak perlu membawa laptop kemana-kemana.

Kedua, saya bisa memberikan manfaat kepada orang lain melalui membaca tulisan-tulisan saya. Mungkin setelah seseorang pembaca tulisan saya, selain wawasannya bertambah, mereka bisa terinspirasi untuk berubah atau melakukan hal yang lebih baik lagi dalam hidupnya. Dalam konteks agama, bagi saya, menulis di blog adalah sebuah sedekah ilmu bagi orang lain. Insya Allah pahalanya akan terus mengalir sepanjang masa.

Ketiga, menjadi lebih banyak dikenal oleh publik, khususnya sesama blogger, Kompasianer, atau orang-orang yang mengutip tulisan-tulisan saya. Alhamdulillah, tulisan saya cukup banyak dikutip dalam buku, artikel jurnal, prosiding seminar, makalah, atau tugas akhir mahasiswa (S-1, S-2, dan S-3). Orang yang mengutipnya mulai dari level mahasiswa sarjana (S-1) dan pascasarjana (S-2 dan S-3), guru, tenaga kependidikan, widyaiswara, dosen, hingga profesor. Informasi tersebut saya dapatkan baik secara langsung dari penulisnya maupun hasil saya browsing melalui google.

Tulisan-tulisan saya lebih sering membahas topik-topik aktual, maka cukup sering saya mendapatkan pertanyaan atau permintaan dari pendidik dan tenaga kependidikan untuk membahas topik aktual pendidikan yang sedang menjadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat. Saya pun sering dihubungi oleh media, baik media online maupun stasiun radio dan stasiun TV untuk diwawancarai, dimintai komentar atau pendapat terkait isu aktual pendidikan atau diminta untuk menulis masalah yang ingin lebih jauh diketahui oleh orang yang memintanya. Misalnya, saat ini sedang trending terkait Asesmen Nasional (AN) dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), maka saya pun dimintai pendapat dan diminta menulis tentang hal tersebut.

Ada seseorang yang menyampaikan kepada saya bahwa yang bersangkutan mengoleksi tulisan-tulisan saya sebagai bahan bacaannya. Menjadikan tulisan-tulisan saya tersebut sebagai referensi saat dia berdiskusi dengan pihak lain terkait isu-isu pendidikan terbaru. Hal tersebut adalah contoh nyata kebermanfaatan sebuah tulisan bagi orang lain.

Dengan lebih dikenal melalui tulisan-tulisan saya, alhamdulillah, teman dan mitra kerja saya pun bertambah. Saya diundang menghadiri acara yang diselenggarakan oleh mereka. Saya bisa bersilaturahim dan berkunjung ke berbagai daerah.  Bukan hanya di wilayah Jawa Barat, tetapi beberapa provinsi di Indonesia. Hal ini menjadi berkah tersendiri bagi saya. Saya bisa jalan-jalan gratis karena diongkosi oleh panitia kegiatan. Saya pun mendapatkan honor dari acara yang saya isi tersebut.

 Tanggal 4 November 2020 saya diundang oleh Kompasiana menjadi narasumber talk show tentang menulis bersama beberapa orang narasumber lainnya. Ini adalah buah dari konsistensi saya menulis di blog dengan anggota paling banyak tersebut sejak tahun 2010. Alhamdulillah, selain saya mendapatkan pengalaman, saya pun mendapatkan kenang-kenangan merchandise dari Kompasiana.

Walupun tujuan menulis bukan untuk sarana gagah-gagahan dan pamer ilmu yang dimiliki, tapi semakin banyak tulisan bermutu yang dihasilkan oleh seseorang, maka akan posisinya semakin diperhitungkan, eksistensi dan kepakarannya pun diakui oleh pihak lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa aktualisasi dan eksistensi diri adalah kebutuhan dasar manusia. Dan menulis bisa menjadi bisa menjadi sarana aktualisasi dan eksistensi tersebut. Alangkah bahagianya saat tulisannya dibaca oleh banyak orang.

Keempat, menunjang peningkatan karier saya sebagai widyaiswara. Tulisan-tulisan yang saya tulis di blog, khususnya Kompasiana bisa menjadi kegiatan penunjang untuk mengumpulkan Angka Kredit (AK). Alhamdulilah, jika kita telaten mengumpulkan AK, termasuk dari unsur penunjang, maka dapat naik pangkat tepat waktu. Tahun 2019 saya punya pengalaman bisa mencapai memenuhi AK untuk bisa naik pangkat dan golongan dari III/d ke IV/a hanya dalam satu tujuh bulan, yaitu dari rentang Mei-November 2019. Setelah itu, saya hanya menunggu sampai batas masa kerja pangkat dan golongan selama dua tahun. September 2020 saya mendapat Penetapan Angka Kredit (PAK) untuk bisa naik pangkat pembina dan ke golongan IV/a TMT 1 April 2021.

Agar tulisan yang saya tulis di blog bermutu dan sesuai dengan kebutuhan pembaca, maka membaca menjadi aktivitas yang mutlak perlu saya lakukan. Dari membaca buku, jurnal, atau sumber lainnya bisa mendatangkan ide atau inspirasi bagi saya untuk menulis. Dengan kata lain, jika seseorang ingin menjadi blogger, selain mampu menulis, juga harus rajin membaca.

Makna membaca sebenarnya bukan hanya dalam artian membaca teks, tetapi juga membaca konteks, membaca lingkungan alam, membaca fenomena sosial, dan sebagainya. Seorang blogger tentunya menulis sesuai dengan minatnya. Misalnya, kalau seorang blogger memiliki minat dalam menulis tentang tempat wisata atau kuliner, maka selain membaca referensi yang berkaitan dengan hal tersebut, dia pun harus banyak kerkunjung ke tempat wisata dan masuk ke rumah makan atau restoran, menikmati menu-menu makanan dan minuman yang tersedia, mewawancarai pengelolanya, mewawancara koki atau pelayannya, dan mewawancarai pengunjungnya sehingga tulisan-tulisannya bukan hanya pada kajian teori, tetapi juga berbasis pengalaman.

Sama halnya dengan widyaiswara di lingkungan pendidikan, selain banyak membaca berbagai referensi dalam bidang pendidikan, dia pun harus banyak melakukan observasi, berdiskusi, wawancara dengan para pelaku pendidikan di lapangan sehingga tulisannya “berisi” dan “bergizi” bagi para pembacanya. Wallaahu a’lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun