Dengan menjadi blogger, saya pun tertantang untuk terus menulis. Tercatat lebih dari 900 artikel saya sudah tulis. Tulisan-tulisan lebih banyak membahas masalah pendidikan karena saya bekerja di instansi pendidikan dan banyak menelaah masalah-masalah pendidikan. Sering dengan bertambahnya karya tulis saya, maka kemampuan menulis saya pun semakin terlatih dan karakter menulis saya semakin terbentuk. Dengan kata lain, menulis telah membentuk identitas sekaligus jenama diri (personal branding) saya.
Sebagai seorang widyaiswara yang sekaligus seorang blogger, ada beberapa manfaat yang saya dapatkan. Pertama, saya bisa mencurahkan ide, gagasan, unek-unek, catatan, hasil analisis saya dalam bentuk tulisan. Setelah menuliskannya, selain merasa puas, hati saya pun merasa plong, karena pemikiran dan unek-unek saya sudah saya curahkan. Ibaratnya, orang yang yang sudah curhat kepada teman-temannya, dia merasa senang walau pun belum tentu ada solusi dari keluhan yang disampaikannya.
Saya memosting tulisan di blog selain agar bisa dibaca oleh orang lain, juga sebagai sarana dokumentasi gagasan. Jika suatu saat diperlukan saat saya dimana saja, maka saya tinggal buka blognya atau saya cari di google judul tulisannya, maka dengan mudah saya dapatkan. Tidak perlu membawa laptop kemana-kemana.
Kedua, saya bisa memberikan manfaat kepada orang lain melalui membaca tulisan-tulisan saya. Mungkin setelah seseorang pembaca tulisan saya, selain wawasannya bertambah, mereka bisa terinspirasi untuk berubah atau melakukan hal yang lebih baik lagi dalam hidupnya. Dalam konteks agama, bagi saya, menulis di blog adalah sebuah sedekah ilmu bagi orang lain. Insya Allah pahalanya akan terus mengalir sepanjang masa.
Ketiga, menjadi lebih banyak dikenal oleh publik, khususnya sesama blogger, Kompasianer, atau orang-orang yang mengutip tulisan-tulisan saya. Alhamdulillah, tulisan saya cukup banyak dikutip dalam buku, artikel jurnal, prosiding seminar, makalah, atau tugas akhir mahasiswa (S-1, S-2, dan S-3). Orang yang mengutipnya mulai dari level mahasiswa sarjana (S-1) dan pascasarjana (S-2 dan S-3), guru, tenaga kependidikan, widyaiswara, dosen, hingga profesor. Informasi tersebut saya dapatkan baik secara langsung dari penulisnya maupun hasil saya browsing melalui google.
Tulisan-tulisan saya lebih sering membahas topik-topik aktual, maka cukup sering saya mendapatkan pertanyaan atau permintaan dari pendidik dan tenaga kependidikan untuk membahas topik aktual pendidikan yang sedang menjadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat. Saya pun sering dihubungi oleh media, baik media online maupun stasiun radio dan stasiun TV untuk diwawancarai, dimintai komentar atau pendapat terkait isu aktual pendidikan atau diminta untuk menulis masalah yang ingin lebih jauh diketahui oleh orang yang memintanya. Misalnya, saat ini sedang trending terkait Asesmen Nasional (AN) dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), maka saya pun dimintai pendapat dan diminta menulis tentang hal tersebut.
Ada seseorang yang menyampaikan kepada saya bahwa yang bersangkutan mengoleksi tulisan-tulisan saya sebagai bahan bacaannya. Menjadikan tulisan-tulisan saya tersebut sebagai referensi saat dia berdiskusi dengan pihak lain terkait isu-isu pendidikan terbaru. Hal tersebut adalah contoh nyata kebermanfaatan sebuah tulisan bagi orang lain.
Dengan lebih dikenal melalui tulisan-tulisan saya, alhamdulillah, teman dan mitra kerja saya pun bertambah. Saya diundang menghadiri acara yang diselenggarakan oleh mereka. Saya bisa bersilaturahim dan berkunjung ke berbagai daerah. Â Bukan hanya di wilayah Jawa Barat, tetapi beberapa provinsi di Indonesia. Hal ini menjadi berkah tersendiri bagi saya. Saya bisa jalan-jalan gratis karena diongkosi oleh panitia kegiatan. Saya pun mendapatkan honor dari acara yang saya isi tersebut.
 Tanggal 4 November 2020 saya diundang oleh Kompasiana menjadi narasumber talk show tentang menulis bersama beberapa orang narasumber lainnya. Ini adalah buah dari konsistensi saya menulis di blog dengan anggota paling banyak tersebut sejak tahun 2010. Alhamdulillah, selain saya mendapatkan pengalaman, saya pun mendapatkan kenang-kenangan merchandise dari Kompasiana.
Walupun tujuan menulis bukan untuk sarana gagah-gagahan dan pamer ilmu yang dimiliki, tapi semakin banyak tulisan bermutu yang dihasilkan oleh seseorang, maka akan posisinya semakin diperhitungkan, eksistensi dan kepakarannya pun diakui oleh pihak lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa aktualisasi dan eksistensi diri adalah kebutuhan dasar manusia. Dan menulis bisa menjadi bisa menjadi sarana aktualisasi dan eksistensi tersebut. Alangkah bahagianya saat tulisannya dibaca oleh banyak orang.
Keempat, menunjang peningkatan karier saya sebagai widyaiswara. Tulisan-tulisan yang saya tulis di blog, khususnya Kompasiana bisa menjadi kegiatan penunjang untuk mengumpulkan Angka Kredit (AK). Alhamdulilah, jika kita telaten mengumpulkan AK, termasuk dari unsur penunjang, maka dapat naik pangkat tepat waktu. Tahun 2019 saya punya pengalaman bisa mencapai memenuhi AK untuk bisa naik pangkat dan golongan dari III/d ke IV/a hanya dalam satu tujuh bulan, yaitu dari rentang Mei-November 2019. Setelah itu, saya hanya menunggu sampai batas masa kerja pangkat dan golongan selama dua tahun. September 2020 saya mendapat Penetapan Angka Kredit (PAK) untuk bisa naik pangkat pembina dan ke golongan IV/a TMT 1 April 2021.