Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Virtual Public Speaking yang Hebring pada Saat Pertemuan Daring

31 Oktober 2020   21:58 Diperbarui: 31 Oktober 2020   22:14 1744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kaitannya dengan public speaking, secara prinsip tidak ada perbedaan yang substantif antara saat berbicara secara tatap muka dengan berbicara secara daring. 

Hal yang harus diperhatikan antara lain; pilihan kata, intonasi kata, volume suara, raut wajah, bahasa tubuh, nama/identitas yang digunakan, pakaian yang digunakan, serta lingkungan tempat seseorang melakukan pertemuan daring. 

Layaknya berpidato atau berbicara di depan orang banyak, maka host, moderator, atau narasumber harus bisa mampu menyampaikannya dengan baik. Sapaan kepada semua peserta, host, moderator, atau narasumber yang lain mutlak harus dilakukan sebuah etika bertemu dengan banyak orang. 

Jangan seolah bicara sendiri walau secara fisik sedang berada di sebuah ruangan seorang diri. Ingat, ada sekian pasang mata yang memperhatikan kita pada saat presentasi atau berbicara walau ada yang menonaktifkan videonya.

Saat berbicara, pandangan mata diarahkan ke video pada laptop atau smartphone kita, jangan ke layar laptop, agar seolah memandang semua peserta yang hadir. Sebelum presentasi, lakukan check sound terlebih dahulu, apakah suara kita bisa didengar secara baik atau tidak oleh orang lain. 

Pada kondisi sinyal lemah, video terpaksa harus dimatikan agar kualitas suara lebih baik. Jika akan menampilkan bahan tayang, pastikan bahan tayangnya sudah dibuka terlebih dahulu dan harus bisa menggunakan share screen. 

Oleh karena itu, sebelum memulai acara, ada baiknya mengecek segala persiapan dan latihan untuk menghindari kendala pada saat presentasi untuk menunjang kepercayaan diri, karena kalau ada kendala yang tidak diduga sebelumnya, akan berdampak secara psikologis terhadap narasumber. Minimal dia menjadi gugup di hadapan banyak mata yang melihatnya melalui video.

Bagi orang yang pertama kali bicara melalui vicon, tidak bisa dipungkiri ada perasaan gugup walau jam terbang pada pembelajaran atau pertemuan tatap muka sudah banyak. 

Hal itu wajar, karena suasana yang berbeda. Saya pun pernah mengalaminya saat pertama kali bicara pada sebuah vicon. Perlu adaptasi hingga beberapa kali pertemuan hingga akhirnya terbiasa berbicara melalui vicon.

Dari sisi etika, perlu diperhatikan etika saat masuk dan keluar "ruangan maya", etika meminta waktu untuk "keluar" sebentar untuk sebuah kepentingan, misalnya pergi ke toilet atau  mengambil cemilan (apalagi pada vicon yang wewajibkan videonya selalu diaktifkan), kapan harus berbicara, kapan harus diam atau menyimak pembicaraan orang lain, kapan harus mematikan (mute) menu suara (audio) dan kapan harus mengaktifkannya (unmute). 

Hal tersebut biasanya sudah diatur dalam tata tertib pertemuan daring dan disampaikan oleh host atau pembawa acara. Jika ada sesuatu hal memaksa seseorang yang hadir pada vicon harus menutup video, maka tutuplah videonnya agar orang lain tidak merasa terganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun