Oleh karena itu, menurut saya ada beberapa alternatif solusi yang bisa dilakukan, yaituÂ
(1) diseminasi dari WI yang pernah ikut pelatihan menulis kepada WI yang belum pernah ikut kegiatan pelatihan menulis, minimal sesama WI dalam satu unit kerja,Â
(2) meminta bantuan kepada WI yang dinilai memiliki kompetensi menulis untuk mengajari rekan sejawatnya menulis,Â
(3) lembaga tempat WI bertugas menyelenggarakan In House Training (IHT) penulisan KTI bagi WI,Â
(4) WI yang bersangkutan belajar atau berlatih menuli secara mandiri atau otodidak, danÂ
(5) WI yang bersangkutan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang saat ini banyak dilaksanakan dengan biaya sendiri.
Di saat tantangan peningkatan mutu aparatur sipil negara termasuk para WI, maka aktivitas menulis dapat menjadi jawaban terhadap peningkatan mutu tersebut. Saya yakin para WI pun tentunya memiliki komitmen menjadi WI pemelajar atau WI penggerak, bahkan perlu menjadi pelopor atau leader dalam peningkatan mutu. WI yang piawai bicara dan lincah menulis akan menjadikan WI yang selain profesional juga menjadi "sang pencerah" bagi bangsa dan negara. Maju terus WI Indonesia...!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H