Mengapa menulis dapat mencegah dari kepikunan? Karena ketika seseorang menulis, dia menggunakan otaknya untuk berpikir, mengasah nalar, logika, dan berpikir kritis, serta mempertajam daya analisisnya.
Saat orang menulis, pastinya juga disertai membaca. Membaca dan menulis dikenal sebagai dua resep yang mujarab untuk mencegah atau memperlambat kepikunan.
"Menuliskan setiap momen -- baik maupun buruk -- akan membantu Anda mengerti akan apapun yang terjadi di dalam hidup anda." terang seorang profesor di Universitas Albany, New York, Amerika Serikat, Arthur Applebee.
"Menulis apa yang Anda alami sehari-hari juga dapat melatih otak sekaligus meningkatkan daya ingat yang akan di kemudian hari." jelas Martin Conway dan Sue Gathercole. (Tempo, 18/04/2017).
Saat saya menempuh pendidikan di perguruan tinggi, saya melihat dosen-dosen yang rata sudah profesor dan berusia diatas 60 tahun masih segar, tampak awet muda. Mereka masih bersemangat mengajar mahasiswa.
Walau saya tidak bertanya secara langsung kepada mereka, aktivitas mereka membaca dan menulis sepertinya membuat mereka selalu segar, memiliki ingatan kuat, dan tidak mudah pikun.
Saya yakin siapa pun tidak menginginkan kepikunan. Oleh karena itu, setiap orang manula perlu melakukan berbagai aktivitas positif memberdayakan otak mereka, diantaranya dengan menulis. Tulislah mulai kegiatan yang sederhana saja seperti aktivitas dari bangun tidur hingga tidur lagi.
Menurut saya, kegiatan menulis pascapensiun selain untuk mengisi waktu, bisa jadi hobi, dan bisa juga menjadi sumber penghasilan bagi seorang pensiunan. Kalau ada istilah guru, dosen, atau widyaiswara penulis, maka tidak kalah keren kalau ada istilah pensiunan penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H