Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

8 Alasan Mengapa Widyaiswara Harus Menulis

25 Januari 2020   07:32 Diperbarui: 25 Januari 2020   07:32 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

8 ALASAN MENGAPA WIDYAISWARA HARUS MENULIS

Oleh:

(Widyaiswara LPMP Jawa Barat, Penulis Ratusan Artikel dan Puluhan Buku)

Pasal 1 ayat (2) Permeneg PAN dan RB Nomor 22 tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya menyebutkan bahwa "Widyaiswara adalah PNS yang jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, dan/atau melatih Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang selanjutnya disingkat Dikjartih PNS, dan melakukan evaluasi dan pengembangan Pendidikan dan Pelatihan yang selanjutnya disingkat Diklat pada Lembaga Diklat Pemerintah."

Ayat (3) menyebutkan bahwa Widyaiswara adalah "PNS yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk Dikjartih PNS, dan melakukan Evaluasi dan Pengembangan Diklat pada Lembaga Diklat Pemerintah."

Dalam pandangan pendidik dan tenaga kependidikan, jabatan fungsional WI memiliki tempat yang khusus dan istimewa, bahkan kadang suka disebut "gurunya guru", karena WI suka mendiklat guru. Karena peran strategisnya tersebut, cukup banyak pengawas, kepala sekolah, atau guru yang beralih fungsi menjadi WI atau berminat menjadi WI. Tujuannya samping pengembangan karir, juga agar memiliki posisi yang lebih "tinggi", mendapat tantangan baru, dan lebih eksis dalam dunia pendidikan, karena WI bergerak pada dunia pendidikan orang dewasa (andragogik).

WI dianggap sebagai gudangnya ilmu, pakar ilmu pendidikan, dapat memberikan saran, rekomendasi, atau alternatif solusi dari berbagai persoalan pendidikan yang dihadapi oleh para pendidik dan tenaga kependidikan. 

Oleh karena itu, ketika WI datang ke sekolah, kepala sekolah dan guru sangat antusias dan menunggu, ilmu, arahan, serta informasi terbaru berkaitan dengan dunia pendidikan.

Sebagai seorang tenaga fungsional yang tugas utamanya dikjartih, WI juga diharapkan untuk lebih berparan dalam dunia akademik atau intelektual melalui kegiatan menulis. Silakan, mau menulis dalam bentuk apa saja, seperti menulis buku, artikel jurnal, artikel populer, makalah/prosiding, dan sebagainya. Intinya, menulis.

Menurut saya, ada beberapa alasan mengapa seorang Widyaiswara harus menulis.

Sarana Untuk Menyebarkan Ide atau Gagasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun