Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendekatan Saintifik, Hots, Literasi, dan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Abad 21

21 Juni 2019   14:42 Diperbarui: 29 Juni 2021   06:59 17608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menalar/Mengasosiasikan

Tahapan menalar atau mengasosiasikan bisa dikatakan sebagai tahapan utama pendekatan santifik. Mengapa? Karena pada tahap inilah siswa dilatih untuk menganalisis data dan informasi yang telah dikumpulkannya untuk dijadikan sebagai bahan menjawab hipotesis atau menyelesaikan masalah. Tahap ini sangat mengandalkan kelogisan dalam berpikir dan berargumen sesuai dengan bukti.

Makna menalar atau mengasosiasikan dalam konteks pembelajaran saintifik adalah kegiatan memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan (Yani dan Ruhimat, 2018 : 121).

Pada tahap mengasosiasi, siswa dilatih untuk menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah. Pada tahap ini peserta didik akan berpikir pada tingkat analisis dan evaluasi karena harus melakukan refleksi terhadap proses yang mereka lakukan. (Machin, 2014 : 31 dalam Yani dan Ruhimat, 2018 : 122).

Dalam aktivitas berpikir kritis, terdapat aktivitas membaca kritis atau kajian kritis. Membaca kritis adalah membaca yang melibatkan pemikiran kritis sedangkan kajian kritis merupakan kegiatan membaca, menelaah, menganalisis sebuah bacaan untuk memperoleh ide-ide, penjelasan, data-data pendukung yang mendukung pokok pikiran utama, serta memberikan komentar terhadap isi bacaan secara keseluruhan dari sudut pandang kepentingan pengkaji (Khusniati, M. dan Pamelasari S.D., 2014 : 169 dalam Yani dan Ruhimat, 2018 : 122).

Pertanyaan yang muncul dalam kajian kritis adalah "apa?, mengapa?, dan bagaimana?" Jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut disamping dalam bentuk jawaban yang konsepsional, prosedural, aplikasi, juga hubungan sebab akibat antar variabel. Kalau contoh kasusnya adalah pencemaran sungai, maka pertanyaan yang muncul misalnya "apa penyebab terjadi pencemaran sungai?", mengapa orang membuang sampah ke sungai? dan bagaimana kaitan antara pencemaran sungai dengan penegakkan hukum dan pola pikir masyarakat?"

Mengomunikasikan

Mengomunikasikan merupakan tahap terakhir dalam pembelajaran saintifik. Seteah siswa mengamati, menyusun sejumlah pertanyaan, mengumpulkan informasi,  menalar/ mengasosisasikan, langkah berikutnya adalah mengomunikasikan. Pada tahap ini, siswa menyampaikan hasil kerja mereka baik secara lisan maupun secara tulisan.

Produk presentasi bisa dalam bentuk laporan, makalah, bahan tayang, atau produk lainnya. Pada tahap presentasi, guru beserta siswa yang lainnya mengamati dan memberikan kesempatan bagi siswa yang lainnya untuk menyampaikan tanggapan. Dengan demikian, maka akan terjadi komunikasi, diskusi, dan interaksi antara guru dengan siswa, dan antara dengan siswa.

Supaya proses mengomunikasikan dapat lebih menarik dan lebih mudah dipahami oleh audience, maka dapat disajikan melalui bahan tayang yang menarik disertai dengan media musik, gambar, video, tabel, grafik, peta pikiran (mind map) dengan warna variatif dan relevan dengan bahan yang dipresentasikan.

Baca juga: Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Menghadapi Soal HOTS pada Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun