Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Islam dan Komunikasi Efektif

1 Juli 2016   00:00 Diperbarui: 1 Juli 2016   00:50 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, orang yang sombong, tidak memiliki rasa hormat kepada orang lain, maka dia pun akan tidak disukai oleh orang lain. Bukannya menuai simpati, tetapi justru melahirkan antipati. Orang yang seperti itu, tidak akan memiliki banyak kawan, tetapi justru memiliki banyak lawan.

Berkata Lemah Lembut (Qaulan Layyinan)

“Maka bicaralah kamu kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia hangat dan takut.”(QS Thaha : 44).

Kata-kata yang lemah lembut akan mudah meresap ke hati orang yang diajak bicara. Walau mereka salah, tapi mereka tidak mau dipermalukan atau dikoreksi dengan cara yang semena-mena, tetap saja mereka ingin diingatkan dengan cara yang lemah lembut, tidak mempermalukan, tidak mendikte, menggurui, atau meremehkan orang lain.

Perkataan yang lemah lembut akan meluruhkan hati. Lemah lembut bukan berarti tidak tegas. Justru, dibalik kelemahlembutan terdapat ketegasan. Ketegasan tidak selalu identik dengan raut muka yang kecut, sorot mata yang tajam, atau nada suara yang tinggi, tetapi raut muka yang tenang, suara yang lembut, dan kata-kata yang teratur dapat juga menjadi ekspresi ketegasan.

Dibalik kata-kata yang lemah lembut juga terdapat kekuatan, yaitu kekuatan untuk mempengarui orang lain. Coba perhatikan, para negosiator, motivator, atau para marketing, mereka rata-rata memiliki keterampilan komunikasi yang baik, mampu merayu, mempengaruhi, dan mengarahkan orang lain sesuai dengan apa yang diharapnya.

Berkata Pantas (Qaulam Maisyuuron)

“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.”(QS Al-Isra : 28).

Ketika kita berkata, kita harus memilih dan mempertimbangkan kata-kata yang pantas diucapkan. Misalnya, kata-kata yang dipilih ketika berkomunikasi dengan orang tua, guru, atau orang yang lebih tua tentunya berbeda dengan ketika berkomunikasi dengan orang yang seumur atau dengan yang umurnya di bawah kita. Intinya, kata-kata yang disampaikan disesuaikan dengan usia, pola pikir, sederhana, dan mudah dipahami oleh lawan bicara.

Komunikasi Efektif

Berdasarkan kepada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ketika berkomunikasi dengan orang lain, kita harus memperhatikan etika sebagaimana yang telah diajarkan dalam ajaran Islam, agar komunikasi yang terjalin antara komunikator dan komunikan berjalan secara baik, atas dasar saling menghormati, saling menghargai, dan saling pengertian, sehingga melahirkan sebuah komunikasi yang efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun