Mohon tunggu...
Mh Firdaus
Mh Firdaus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis dan Traveler amatir. Menggali pengetahuan dari pengalaman terus membaginya agar bermanfaat bagi banyak khalayak..

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bara di Desa Sempayau, Kalimantan Timur

31 Agustus 2022   12:08 Diperbarui: 31 Agustus 2022   12:59 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sudut dusun Sempayau yang lengang di siang hari (dok. pribadi)

Debu bata bara contohnya, menganggu pernafasan warga khususnya balita.Temannku dimana aku menumpang ngekos, pernah memeriksa telingga yang berdenging ke rumah sakit, di kota Kutai Timur. Kosannya berada persis di pinggir sungai yang dilalui kapal tongkang pengangkut batu bara. Bila air sungai pasang, kamarku bagai mengapung diatas air. Kembali ke pemeriksaaan kesehatan temanku, dokter berucap bahwa ada kotoran hitam di telinga. Temanku menduga debu batu baralah yang menumpuk di telinga (ini masih perkiraan).

Proses penumpahan batu bara ke kapal tongkang terlihat jelas dari demaga mini Sempayau (dok. pribadi)
Proses penumpahan batu bara ke kapal tongkang terlihat jelas dari demaga mini Sempayau (dok. pribadi)

Debu batu bara berwarna hitam pekat, dan tajam menembus berbagai lubang di tubuh manusia. Saat saya tinggal disana, pernafasanku terganggu. Sungai yang dirimbuni pohon bakau dan aneka tanaman, harusnya menyegarkan udara sekitar. Sayangnya, itu tak terjadi. Pagi hari, sedianya waktu pas warga menghirup udara segar di sampaing sungai. Namun, pernafasanku pengap dan hidungku mampet kala berdiri di dermaga mini sungai, yang berjarak beberapa meter dari timbunan batu bara.

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat wiraswasta, dan sebagian petani serta yang lainnya karyawan perusahaan. Selebihnya nelayan sungai dan pegawai negri sipil (PNS). Suku Kutai merupakan penghuni awal (asli) desa. Kini, berbagai suku seperti; Bugis, Sunda, Jawa, Banjar hadir berdampingan dengan warga asli.

Keberadaan perusahaan batu bara dekat desa, mendorong anak mudanya bekerja disana. Bahkan pemuda luar desa mengubah domisiki KTP demi bekerja di perusahaan.

Desa pun ramai dengan karyawan bermukim di kosan. Dampaknya, masyarakat membuka usaha, seperti katering, warung (makan, sembako dan sayur) dan kontrakan, merespon permintaan pasar.

Di pihak lain, jumlah nelayan berkurang karena tangkapan ikan menurun. Kelompok nelayan menengarai aktifitas pertambangan yang mencemari sungai penyebabnya.

Minggu, 29 Mei 2022, udara pagi segar dan sejuk menerpa dusun. Pasalnya, hujan lebat mengguyur Sempayau sejak semalam. Dampaknya, butiran debu yang mengotori daun dan mencemari udara, hilang berkat guyuran hujan. Di saat itulah udara terasa fresh nan menyegarkan.

Kala malam hadir dengan gemerlap bintang di langit, saya sering duduk termenung di dermaga mini sungai. Dari dermaga terlihat aktifitas perusahaan menumpahkan bara berwarna hitam ke kapal tongkang. "Tidak kah negara-negara pemanfaat batu bara berfikir dampak abunya bagi masyarakat sekitar", batinku meronta.   

Kosan bertipe panggung dari kayu di pinggir air sungai jamak di desa (dok. pribadi)
Kosan bertipe panggung dari kayu di pinggir air sungai jamak di desa (dok. pribadi)

Sependek pengetahuanku, Bappenas (Badan Perencana Pembangunan Nasional) melalui direktur Lingkungan Hidup, gencar mendorong konsep ekonomi hijau untuk memperbaiki kualitas lingkungan, guna menaikan pendapatan per kapita penduduk dan mengurangi kemiskinan hingga tahun 2030 (Kompas, 8 Agustus 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun