Mohon tunggu...
Dewa Teddy Saputra
Dewa Teddy Saputra Mohon Tunggu... -

fiat justitia ruat coelum: tegakkan keadilan sekalipun langit runtuh\r\n\r\nFollow me @kurawa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tentang Prabowo dan Kerusuhan Mei 1998

19 Mei 2014   14:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:22 1389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


- Mahasiswa2 dan demonstran2 lainnya dibersihkan, kemungkinan oleh Wiranto/Habibie dari gedung MPR/DPR dengan memakai Pemuda Pancasila, Pencak Silat KISDI, preman2, yang bersenjatakan golok dan di-back up oleh Kostrad. -Beruntung-, marinir menetralisir keadaan dengan -membantu mengawal mahasiswa2 keluar kompleks MPR/DPR, dengan alasan Soeharto telah lengser keprabon.


- Wiranto yang telah mengetahui apa yang terjadi dan telah mengkonsolidasikan kekuatan/pasukannya, sangat marah dengan Prabowo, dan mengadakan deal/kesepakatan dengan Habibie untuk menyingkirkannya dan mencopot jabatannya sebagai Pangkostrad saat itu juga.

- Prabowo marah dan mengepung istana dan meminta Habibie untuk meninjau ulang keputusannya (lihat wawancara Habibie dengan koran Jerman Der Spriegel), namun Habibie tetap membela Wiranto.


- Mamiek(Istri Prabowo) sangat marah dengan Prabowo dan menudingnya -kamu pengkhianat jangan injak rumah saya lagi!- pada waktu ada pertemuan keluarga.


- Sejak itu Prabowo diasingkan oleh keluarganya dan Wiranto, sehingga kabur ke Jordania menemui teman akrabnya Pangeran (waktu itu, sekarang Raja) Jordania


- Prabowo pernah mau pulang pada akhir tahun 1998, namun disindir Gus Dur: jangan pulang, nanti digebuki preman-preman Cengkareng- (lihat koran terbitan saat itu), maksudnya preman2 Cengkareng yang dipakai juga buat melakukan kerusuhan itu mungkin akan menagih janji (mungkin belum dibayar atau banyak teman2nya yang dibunuh setelah misi memperkosa, menjarah, membunuhnya, selesai).


- Sekarang dengan jatuhnya Wiranto, Prabowo merasa lebih aman, dan mau mencuci namanya dengan menerbitkan buku. Lihat betapa rumit permasalahannya dan melibatkan begitu banyak orang. Sehingga memang tidak mudah untuk mengadili Prabowo, karena dia bisa-bisa "menyanyi"/mengaku, dan ujung2nya Soeharto, Wiranto, Feisal Tandjung, dll bisa terkena juga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun