Saya baru saja selesai menonton drama Korea yang berjudul: "Daily Dose of Sunshine". Drama ini berkisah tentang seorang perawat dari Departemen Psikiatri bernama Jung Da-eun, Â dan pasien yang dia rawat di Departemen Psikiatri.
Kesan pertama menonton drama ini sedikit membosankan karena alurnya sedikit lambat dan penggambaran karakter pemeran utamanya yang terlihat selalu sendu menjadikan drama ini terlihat sedikit suram.
Tetapi drama ini seperti mempunyai magnet yang mampu menarik perhatian saya untuk menontonnya sampai dengan selesai.
Episode demi episode ternyata mampu membuat saya larut di dalam alur ceritanya, dan merasakan terharu untuk banyak adegan yang menyentuh.
Drama yang Relevan dan Realistis dengan Alur yang kuat
Drama ini mengangkat isu kesehatan mental dan didasarkan pada Webtoon Kakao dengan judul internasional Morning Comes to Psychiatric Wards, ditulis oleh Lee Ra Ha, seorang mantan perawat jiwa yang mengambil inspirasi dari pengalaman nyatanya.
Tak heran drama ini memiliki informasi yang akurat dan relevan tentang kesehatan mental.
Drama ini memiliki alur cerita dengan penggabungan unsur romansa, komedi, sedikit tragedi, dan disajikan dengan cara yang seimbang dan harmonis.Â
Drama ini juga tidak terlalu berlebihan dalam menampilkan adegan-adegan menyentuh atau menyedihkan, tetapi tetap mampu menyampaikan emosi dan pesan yang kuat. Drama ini juga tidak terlalu rumit, mudah dicerna tetapi tetap mempunyai pesan yang edukatif.
Drama ini sendiri berkisah tentang Jung Da Eun (Park Bo Young) adalah seorang perawat yang dipindahkan dari departemen penyakit dalam ke departemen neuropsikiatri di sebuah rumah sakit.Â
Jung Da Eun adalah seorang perawat yang baik hati, ramah, dan selalu tulus terhadap pasien.
Alasan dia dipindahkan karena terlampau perduli dan baik hati terhadap pasien sehingga banyak pekerjaannya tidak selesai dan dianggap menganggu kerja rekannya, yang terpaksa membantu menyelesaikan pekerjaannya.
Hubungan dan interaksi ditempat kerja juga ditampilkan sesuai realita, seperti: adanya konflik perawat dengan dokter, dimana perawat berusaha tegas terhadap pasien sesuai aturan yang berlaku, sementara dokter terkadang lunak dengan pasien dan melonggarkan sedikit aturan yang dibuat sehingga terkadang pasien menjadi tidak segan terhadap perawat, padahal perawat yang menghadapi pasien setiap harinya dan merasakan kelelahan.
Tentang masalah rumpi ditempat kerja juga ditampilkan dalam drama ini, dimana kepindahan Jung Da Eun ke Departemen Psikiatri sempat menjadi bahan rumpi dari rekan- rekan sejawatnya.
Ditambah dengan konflik-konflik, seperti: masalah pribadi, keluarga, pekerjaan, cinta, yang dialami oleh para perawat, dokter, dan pasien di bangsal psikiatri.Â
Hubungan cinta antara dokter dan perawat dalam drama ini juga terlihat realistis tanpa dibumbui adegan romantis yang berlebihan dan membuai mimpi.
Dong Go Yoon adalah seorang dokter bedah kolorektal yang berkepribadian unik, cerdas, dan humoris. Ia jatuh cinta pada Jung Da Eun dan mencoba mendekatinya dengan cara-cara yang lucu dan romantis.
Setiap Orang Bisa Mengalami Gangguan Kesehatan MentalÂ
Orang-orang seringkali menganggap enteng masalah orang lain karena merasa dirinya kuat.
Stigma yang beredar di masyarakat, jika ada orang yang mudah mengalami stress atau depresi seringkali dianggap tidak kuat mental ataupun iman.
Pernyataan tersebut tidak salah tetapi tidak juga sepenuhnya benar.
Setiap orang bisa mengalami gangguan kesehatan mental karena manusia bukan robot, karena manusia memiliki berbagai macam emosi dan perasa
Manusia itu juga adakalanya bisa merasa lemah, lelah, capek, marah, putus asa, kecewa. Seperti flu yang bisa menimpa siapa saja demikian dengan gangguan kesehatan mental bisa menimpa siapa saja.
Dalam drama ini seorang dokter ataupun perawat bisa mengalami gangguan kesehatan mental.
Dr. Dong Go-yun (diperankan oleh Yeon Woo-jin), seorang dokter yang ahli di bidang penyakit anus, rektum, dan usus besar, juga memiliki gangguan kesehatan mental yaitu OCD. OCD adalah singkatan dari obsessive-compulsive disorder, yaitu gangguan mental yang ditandai oleh adanya pikiran atau dorongan yang tidak terkendali (obsesi) dan perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang (kompulsi) untuk mengurangi kecemasan yang ditimbulkan oleh obsesi.
OCD yang dialami Go-yun suka membunyikan jari tanpa dia sadari dan ini jadi sulit dihentikan. Akibatnya, jari-jari tangannya membengkak karena gangguan persendian.Â
Jung Da Eun juga tidak kebal dari gangguan kesehatan mental, setelah seorang pasien yang sangat dekat dengannya meninggal secara tragis karena bunuh diri, ia menderita Amnesia disosiatif. Amnesia disosiatif adalah gangguan mental yang membuat seseorang tidak dapat mengingat informasi penting tentang dirinya sendiri, seperti nama, keluarga, teman, dan sejarah pribadi. Kondisi ini biasanya terjadi karena trauma hebat atau stres yang membuat otak memblokir ingatan yang menyakitkan.
Sahabat Jung Da Eun, Song Yu Chan, juga mengalami gangguan kesehatan mental berupa serangan panik akibat tekanan kerja yang datang dari atasan dan senior di tempat kerjanya.Â
Oleh karenanya ia memilih mengundurkan diri dari pekerjaan dan memilih untuk membantu restoran ibunya dengan mengantarkan pesanan ke pelanggan.
Pasien-pasien dalam drama ini yang juga mengalami gangguan kesehatan mental mulai dari pelajar, pekerja kantoran, ibu rumah tangga, pelamar kerja. Artinya gangguan kesehatan mental ini bisa menimpa siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin ataupun pekerjaan.
Cerita yang Menyentuh dan Membuka wawasan.
Drama ini juga membuka wawasan masyarakat tentang kesehatan mental, dimana orang yang mengalami masalah gangguan mental tersebut bukanlah hal yang memalukan, ataupun aib yang perlu disembunyikan.
Stigma yang beredar di masyarakat yang menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan kesehatan mental itu berbahaya dan harus dijauhkan dari masyarakat umum, hal tersebut dialami kepala perawat Song Hyo Jin, yang memiliki saudara perempuan yang menderita schizophrenia, dan mereka tidak diterima oleh tetangga di apartemen mereka, karena dianggap berbahaya bagi keselamatan warga disekitar apartemen mereka.
Dan penonton diajak untuk merasakan penderitaan orang-orang yang menderita gangguan mental, lewat pasien demi pasien yang diceritakan dalam drama ini. Bagaimana pasien-pasien tersebut akhirnya bisa menderita gangguan kesehatan mental ditampilkan dengan cara yang menyentuh.
Seperti: Kim Seo-wan adalah pasien dengan delusi hidup di dunia game. Kim Seo Wan menghadapi tantangan berat akibat selalu gagal dalam ujian pegawai negeri. Tidak hanya itu, dia juga harus menanggung beban label buruk dari orang-orang di sekitarnya karena kegagalannya tersebut. Meskipun telah menjalani perawatan intensif, namun Kim Seo Wan masih terus merasakan gangguan delusi, dan akhirnya bunuh diri.
Bagian ini menyentuh hati saya bagaimana kerja keras Kim Seo Wan seperti tidak punya arti, dan betapa hancurnya hati orang tuanya karena Kim Seo Wan adalah anak semata wayang.
Beberapa pasien lain diceritakan dalam drama ini juga membuat penonton tersentuh dan terharu dan mungkin mulai memahami penderitaan orang-orang yang mengalami gangguan kesehatan mental dan juga penderitaan keluarga mereka.
Drama ini memberikan edukasi tentang pentingnya kesehatan mentalÂ
Drama ini ingin menyampaikan pesan bahwa kesehatan mental adalah hal yang penting dan harus dihargai.Â
Drama ini ingin mengajak penonton untuk lebih peduli, mengerti, dan mendukung orang-orang yang mengalami gangguan mental.Â
Drama ini juga ingin menginspirasi penonton untuk lebih optimis, berani, dan bersyukur dalam menghadapi kesulitan hidup.Â
Setiap orang yang mengalami gangguan kesehatan mental jangan merasa malu, terkucilkan ataupun putus asa, harus tetap bangkit dan berjuang untuk sembuh, Â karena setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua, harapan baru, dan kebahagiaan, hal tersebut juga ditegaskan dalam drama ini.
Drama ini juga memberikan tips dan saran yang dapat membantu orang-orang yang mengalami gangguan kesehatan mental atau keluarga, teman ataupun orang-orang yang ingin membantu orang-orang yang mengalami gangguan mental, karena kita tidak bisa memberikan perlakuan untuk orang yang mengalami gangguan kesehatan mental sama dengan orang biasa yang mentalnya sehat, harus ada cara khusus yang memang harus dipahami.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H