Sekalipun Jang-ho bekas gangster tapi dia tetap seorang remaja biasa yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang.
Perpisahan mereka di bandara walaupun tidak dibuat dramatisir tetap menjadi adegan yang mengharukan, tidak banyak kata dalam perpisahan mereka tetapi adegan ketika pintu keberangkatan pesawat dimana Jang-ho kembali terbuka Jang-ho meletakkan tasnya dan sujud menyembah ke lantai.
Dan disini juga ada adegan yang cukup lucu dimana Jang-ho yang belum pernah naik pesawat berhasil dibohongi Sang-jin kalau naik pesawat harus melepaskan sepatu.
Film yang pernah mendapatkan Grand Prize di 27th Fukuoka Asian Film Festival ini layak disebut sebagai film yang bagus karena memiliki plot cerita yang kuat, perkembangan dan perubahan  karakter tokoh-tokoh utama ditunjukkan dengan jelas, membuat film ini mengalir dengan natural tanpa ada unsur berlebihan atau dipaksakan.
Film ini juga  didukung chemistry  yang pas antara Lee Je-hoon dan Han Suk-kyu dan kemampuan akting mereka juga tidak diragukan lagi.
Film ini juga mampu membuat saya terharu karena menceritakan tentang suatu hubungan tulus antara seorang gangster dan seorang guru. Dan juga persaudaraan Jang-hoo dengan Chang-soo seniornya di gangster dan hubungan ini terhenti dengan kematian Chang-soo.
Dan juga hubungannya dengan teman sekelasnya Sook-hee walaupun tidak banyak porsinya tapi cukup menjadi bumbu pemanis dalam film ini. Â Sook-he awalnya selalu diacuhkannya tetapi karena Jang-ho yang buta not akhirnya meminta Sook-hee mengajarinya dan merekapun menjadi akrab dan dekat.
Film  yang dirilis tanggal 14 Maret 2013 oleh Showbox/Mediaplex, ini meraup keuntungan sebesar US$10,416,126.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H