"Ohhh...kayak Kak Amel"
"Amel itu kakaknya adik?
"Iya. Kak Amel itu kalau mau mandi, kekamar kecil, makan pasti dibantu sama ibu. Kakak enggak bisa sendiri"
"Oh iya...ngomong-ngomong ibunya dimana dik?"
"Ibu lagi kerumah Bu Nani. Bu Nani minta dipijatin sama ibu. Habis jatuh dari sepeda"
Aku hanya menarik nafas. Kebiasaan Rina suka sekali sok dekat denga orang asing. Dia akan cerita apa saja tentang yang dia ketahui. Memangnya kakak itu tahu Bu Nani itu siapa pikirku. Tadi kan aku cuma suruh tanyain keperluannya apa dan bilang ibu lagi dirumah tetangga.
"Ibunya pulang jam berapa dik?" "enggak tahu kak. Kakak mau aku kenalin dengan Kak Amel" aku tersentak dengan tawaran Rina kerelawan itu. Ingin aku berteriak agar Rina mengurungkan niatnya.
"Wah mau sekali. Kak Amelnya dimana?"
Aku langsung menarik selimut hingga batas leher.Aku ingin pura-pura tidur saja. Mungkin dengan meilhatku tidur Rina akan membatalkan tawarannya itu. "Kak Amel.... ada kakak centik mau kenalan nih" aku masih berpura-pura. Sampai akhirnya mereka masuk ketempat pembaringanku. "Kak...kakak...bangun.Ada tamu kok dicuekin" tangannya Rina yang gempal membangunkan. Percuma aktingku. Tidak berhasil membatalkan tawarannya Rina.
"Siapa yang nyuekin.Kakak kan tidur tadi" aku melirik Rina sambil mencubit tangannya.
"Hai Kak Amel. kenalin, saya Maya. Biar lebih mudah kalian bisa memanggil dengan Kak May"