"Mboten nopo-nope ee...sehat, ini anaknya lagi maen di luar", seru mbahnya tegas.
Makjleb saya mendengar penjelasannya ibunya Mbak Ayu. Â MasyaAllah teganya orang itu berbohong. Mungkin tidak terpikir kalau saya menghubungi ibunya di kampung. Lah rasa deg2an saya mendengar kabar tersebut. Mengingat akting yang sempurna mbak Ayu ketika saya dan suami tanya. Persis ibu yang kebingungan kala anaknya sakit.Â
Sebelumnya saya dan suami memang pernah di lapori Mbah penghuni rumah depan termasuk bang ipul tukang becak di gang kami cerita tentang orang laki masuk rumah ketika saya dan suami tidak di rumah. Ketika saya konfirmasi mbak ayu, jawabnya itu pamannya.Â
Meski dari mimiknya aga grogi menjawabnya. APakah dia berbohong juga saat itu? jadi tanda tanya besar di hati. Saya pun merenung, dari beberapa kasus yang terlewati sepertinya memang harus diakhiri kongsi saya dengan Mbak Ayu karena sikapnya yang cenderung kebablasan dan suka berbohong.Â
 Akhirnya kami tabayun dengan memanggilnya . Sore itu mbak ayu bergegas sudah rapi dan berkemas(yang katanya mau ke rumah sakit jenguk anaknya)
"Mbak anaknya sakit apa" selidik saya (jujur agak gemes juga)
Bla--bla..bla..penjelasannya sangat lengkap. Saya dan suami manggut-manggut sambil sesekali saling melihat. Mendengar dengan hikmat cerita karangannya yang sempurna. Dalam hati saya bertanya ''...apa orang ini ga takut cerita anaknya sakit jadi beneran ya?". Antara gemes dan kasihan! Berbohong itu memayahkan kawan!
Setelah selesai ceritanya, sesuai kesepatan. Suamilah yang akan mengunggkapkan hasil perbincangan kami  di telepon dengan ibunya. Bolehlah  di bilang ini kartu Truf! Spertinya kami harus menyerah dengan kasus kali ini. Terlalu beresiko!
Dengan perlahan suami menyampaikan. Dan saya mengamati reaksinya, dengan mimik kaget, malu, dan tidak nyangka, Mbak Ayu diam seribu bahasa. Begitu telak kebohongannya di mata kami. Dia pun tak mampu membantahnya.Â
AKhir cerita, kami pun menyampaikan keputusan kami untuk mengakhiri kesepakatan kerja, dan mempersilahkannya untuk sekalian membawa semua perlengkapan dan kami tawarkan untuk dianter ke rumahnya. Syukurlah dia pun minta maaf kepada kami. Dan semoga nasehat kami yang baik-baik bisa dia dengar.Â
Begitulah satu penggal episode  hidup kami di 2016. Tahun yang sama bagi episode kopi sianida, Bom Sarinah, Pokemen Go, dan peristiwa terkenal lainnya. Debu diantara gunungan pasir cerita kehidupan.Â