Mohon tunggu...
Ida Ayu Parami Cintiya
Ida Ayu Parami Cintiya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hobi saya menulis saya berkepribadian introvert

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Karmaphala Sebagai Bagian Dari Panca Sradha dalam Ajaran Hindu

15 Mei 2023   12:05 Diperbarui: 15 Mei 2023   12:30 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ARTIKEL ILMIAH POPULER

JUDUL: MAKNA KARMAPHALA SEBAGAI BAGIAN DARI PANCA SRADHA DALAM AJARAN HINDU

Oleh : Ida Ayu Parami Cintiya/2214101032

Karmaphala merupakan salah satu bagian dari ajaran lima keyakinan (Panca Sradha) dalam Agama Hindu. Karmaphala memberikan optimisme kepada seluruh umat manusia, bahkan semua makhluk hidup yang ada di dunia. Ajaran Karmaphala merupakan ajaran yang memberikan keyakinan terhadap seluruh makhluk hidup akan adanya suatu gerak atau aktivitas kehidupan yang akan menerima pahala atau hasil dari perbuatan yang telah dilakukan.  Dalam ajaran ini, segala perbuatan dan tindakan tentu akan mendatangkan hasil.  

Apapun yang telah kita lakukan, seperti itulah hasil yang akan kita dapatkan. Mereka yang menerima adalah mereka yang berbuat, dan pengaruhnya terhadap orang lain. Karmaphala juga bisa dikatakan dengan istilah Hukum kausalitas bahwa segala perbuatan dan tindakan akan mendatangkan hasil. Dalam konsep ajaran Hindu, perbuatan dan tindakan  itu terdiri atas: perbuatan dan tindakan melalui pikiran atau akal seseorang, perbuatan dan tindakan melalui perkataan seseorang, dan perbuatan melalui tingkah laku seseorang, 

Ketiga dari hal tersebut  yang akan mendatangkan dan membawa hasil bagi yang berbuat atau pelaku. Jika perbuatan yang dilakukan baik, maka hasil dari perbutan tersebut pasti baik,  begitupula sebaliknya. Dalam artikel ini akan membahas mengenai hukum Karmaphala sebagai bagian dari Panca Sradha.

Agama Hindu mempunyai petunjuk-petunjuk dasar atau pedoman yang dijadikan sebagai pegangan  dalam menjalankan dan menerapkan kehidupan beragamanya yaitu ketaatan pada kepercayaan dan keyakinannya kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam agama Hindu disebut dengan istilah Panca Sradha. Panca Sradha adalah dasar atau pedoman  untuk mencapai tujuan hidup tertinggi melalui penerapan lima buah keyakinan yang dimiliki oleh seluruh umat Hindu.

Panca Sradha secara etimologis terbentuk dari kata Panca dan Sradha, Panca artinya lima dan Sradha artinya kepercayaan atau keyakinan.  Sebagai dasar pedoman dalam kita melaksanakan ajaran-ajaran agama Hindu tentu  Panca Sradha  wajib diyakini dan dipercayai oleh seluruh umat Hindu tanpa terkecuali, karena hal ini menjadi hal dasar yang membentuk Sradha kita dalam beragama.

Di Dalam sebuah kitab Yajur Weda XIX.30 yang berbunyi:

raddhaya satyam apnoti, radham satye prajapatih.

Artinya:

Dengan Sradha orang akan mencapai Tuhan, beliau menetapkan, dengan Sradha menuju Satya.

Makna dari sloka tersebut :

Orang dapat mencapai Tuhan jika dia memiliki keyakinan dan kepercayaan yang kuat kepada Tuhan-nya. Sradha atau keyakinan merupakan poin yang sangat penting dalam ajaran beragama, karena keyakinan dan kepercayaan  menjadi pedoman dalam beragama. Dari Sradha atau keyakinan tersebut akan bisa membawa ke Satya, yaitu kesetiaan, kejujuran dan tanggung jawab. Dimana Satya adalah sikap atau tindakan  yang wajib dimiliki oleh seseorang. Dengan adanya sikap satya tersebut seseorang akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. tidak hanya untuk kepentingan dirinya sendiri atau individu melainkan untuk kepentingan banyak orang.

Panca Sradha yaitu lima dasar kepercayaan dan keyakinan umat Hindu, dimana bagian-bagiannya terdiri dari (1) Percaya dengan adanya Sang Hyang Widhi atau yang juga disebut Brahman (2) Percaya dengan adanya Atman atau Jiwa/roh yang terdapat dalam tubuh kasar, (3) Percaya dengan adanya Karma Phala atau hasil dari perbuatan, (4) Percaya dengan adanya Purnarbhawa/Rekarnasi atau kelahiran Kembali (5) Percaya dengan adanya Moksa atau kebebasan dari ikatan keduniawian.

Ajaran Karma Phala menjadi ajaran umat agama Hindu yang bertujuan untuk memberikan kepercayaan atau keyakinan terhadap umat manusia, akan adanya aktivitas atau perbuatan kehidupan dari penerimaaan pahala atau hasil dari suatu perbuatan yang telah dilakukan seseorang dalam kehidupannya. 

Karma Phala itu mengajarkan umat agama Hindu untuk tetap senantiasa berjalan pada jalan ajaran dharma (kebenaran). Oleh karena itu, mereka harus meyakinkan diri untuk selalu berpegang teguh dan berpedoman pada ajaran dharma dalam mencapai kebahagiaan baik lahir maupun batin. 

Ajaran ini menunjukkan bahwa hidup adalah sebuah jembatan. Dimana seseorang menggunakan jembatan tersebut untuk mencapai surga. Karma baik dan karma buruk dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam menjalani kehidupan dunia ini. Jadi, kokoh keuatan jembatan tersebut tergantung dari bagaimana cara seseorang itu dalam mengaplikasikan dan menerapkan ajaran Dharma.

Manusia berasal dari Brahman dan kemudian hari akan kembali ke Brahman yang kita ketahui dengan sebutan moksa (kebebasan keterikatan dengan keduniwian) yang merupakan tujuan akhir yang tertinggi dalam agama Hindu. Untuk dapat mencapai moksa, sang atman atau roh dalam diri yang menghidupi makhluk hidup yang disebut dengan jiwatman haruslah senantiasa menanamkan karma yang baik sehingga mampu memetik dan menuai Pahala atau hasil yang baik pula serta mampu terlepas dari belenggu punarbhawa (kelahiran kembali).

Ajaran karmaphala merupakan kontrol dan kendali dari seseorang untuk selalu menerapkan dan menanamkan tindakan dan perbuatan baik yang digunakan untuk memperbaiki dan membenahi kehidupan sebagai hakikat dari tujuan utama manusia dilahirkan ke dunia yakni menebus karma yang dahulu dilakukan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam kitab suci Sarasamuscaya bahwa menjelma menjadi seorang manusia itu adalah sungguh-sungguh hal utama, karena dia dapat menyelamatkan dirinya dari keadaan yang sengsara serta menyakitkan(lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik serta belandaskan ada kebenaran(dharma), demikianlah keuntungan dapat menjelma menjadi manusia. Karmaphala sebagai ajaran dasar dan pedoman dalam pengendalian diri merupakan ajaran utama untuk memperbaiki moralitas dan etika manusia dalam kehidupan bermasyarakat.  

Dengan memahami hakikat tentang karmaphala, maka manusia tidak akan mungkin untuk melakukan perbuatan atau tindakan negatif yang sangat tercela yang jelas-jelas menyimpang dari ajaran agama hindu dan menyebabkan kerugian serta kehancuran bagi orang lain. 

Semua karma (perbuatan) yang kita telah kita lakukan tidak akan bisa telepas dari pahala (hasil) yang akan kita terima. Pahala yang nantinya akan kita dapatkan atau terima tidak dapat ditebus dengan apapun itu. Hal tersebut yang menyebabkan umat agama  Hindu yang memahami dan mempelajari ajaran karmaphala akan selalu berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak dan melakukan sesuatu. 

Berpikir akan dampak dan efek yang akan didapatkan dan mengerti Jika dampak atau akibat dari perbuatan dan tindakan kita tidak bisa kita hindari meskipun kita sudah berusaha menghindar dari hal tersebut. Karmaphala adalah suatu ajaran keadilan tertinggi bagi seorang manusia bahkan bagi makhluk hidup, di mana karma kita yang dapatkan merupakan jaminan dalam suatu persidangan keadlian  tertinggi (karmaphala).

Karmaphala dikelompokkan atau diklasifikasikan menjadi tiga bagian jika dilihat dari lama waktu phala tersebut diterima, yaitu (1) Sancita Karmaphala, (2) Prarabda Karmaphala, dan (3) Kriyamana Karmaphala.

Sancita Karmaphala

Sancita Karmaphala merupakan hasil dari perbuatan atau tindakan kita dalam kehidupan terdahulu sebelumnya yang belum  sepenuhnya pahalanya dinikmati, hasil dari pperbuatan dahulu yang akan kita terima suatu saat nanti pada saat reinkarnasi (punarbhawa) masih merupakan sisa yang menentukan kehidupan kita sekarang. 

Contohnya, di kehidupan yang dahulu, seseorang melakukan tindakan penggelapan uang senilai milyaran rupiah, tetapi karena sedang berkuasa atau pintar menghindar dari kesalahnnya, pahalanya belum sempat dinikmati, maka di kelahiran sekaranglah beliau menikmati hasilnya.  Kewajiban kita sebagai makhluk hidup yang memiliki akal dalam hal ini adalah menghindari pebuatan keji sekecil apapun itu. Takutlah dari akibat atas perbuatan jahat dan keji yang telah dilakukan.

Prarabdha Karmaphala

Prarabda Karmaphala merupakan hasil dari perbuatan dan tindakan yang telah kita dilakukan saat kehidupan sekarang ini, dimana hasil dari perbuatan yang kita lakukan dapat diterima habis di kehidupan sekarang ini. Contohnya sekarang melakukan tindakan penggelapan uang, kemudian tertangkap dan langsung dihukum bertahun-tahun. Jadi antara perbuatan dan akibatnya lunas di kehidupan sekarang. Biasanya Di Bali jenis karmaphala ini disebut Karmaphala cicih.

Kriyamana Karmaphala 

Kriyamana Karmaphala merupakan hasil  perbuatan atau tindakan yang tidak dapat dinikmati pada saat kehidupan yang sekarang  ini, namun dapat diterima pada saat di kehidupan yang akan datang dikemudian hari. Kriyamana Karmaphala merupakan kebalikan dari Sancita Karmaphala. Contohnya, saat kehidupan sekarang seseorang melakukan tindakan penggelappan uang, namun entah bagaimana kejahatan tersebut  tidak dapat dibuktikan mungkin karena kelicikannya, kemuadian beliau meninggal. 

Dalam kehidupan yang akan datang nantinya hasil dari tindakannya atau pahalanya akan diterima. Namun begitupula sebaliknya, dalam jika kehidupan sekarang kita berbuat atau bertindak baik, saleh, santun pada seseorang, taat pada keyakinan, suka menolong orang yang kesusahan dan menebar kebaikan lainnya. Dalam kehidupan yang akan datang nantinya, kita akan terlahir sebagai orang yang bahagia, dan kehidupannya dipenuhi dengan cinta kasih. oleh sebab itu merilah kita menanamkan senantiasa kebaikan.

Meskipun kita mengelompokkan bagian-bagian karmaphala seperti yang dijelaskan di atas, tetapi dalam faktanya begitu sulit bagi kita mengidentifikasi setiap karma yang kita dapatkan pada saat ini. Kapan waktu kita akan mendapatkan pahala atas karma yang kita perbuat hal tersebut merupakan rahasia dan kehendak Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Oleh karenanya hal terbaik yang harus perbuat yaitu selalu melakukan kebaikan dan tetap yakin serta  selalu menjalankan bhakti terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Melaksanakan segala kewajiban sebagai wujud Yajna dan penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.Apabila hal tersebut sudah dapat dilakukan secara penuh, maka bukan hal yang tidak mungkin jika Tuhan akan memberikan yang kehidupan terbaik bagi diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun