Mohon tunggu...
Ida Ayu Parami Cintiya
Ida Ayu Parami Cintiya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hobi saya menulis saya berkepribadian introvert

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Karmaphala Sebagai Bagian Dari Panca Sradha dalam Ajaran Hindu

15 Mei 2023   12:05 Diperbarui: 15 Mei 2023   12:30 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan Sradha orang akan mencapai Tuhan, beliau menetapkan, dengan Sradha menuju Satya.

Makna dari sloka tersebut :

Orang dapat mencapai Tuhan jika dia memiliki keyakinan dan kepercayaan yang kuat kepada Tuhan-nya. Sradha atau keyakinan merupakan poin yang sangat penting dalam ajaran beragama, karena keyakinan dan kepercayaan  menjadi pedoman dalam beragama. Dari Sradha atau keyakinan tersebut akan bisa membawa ke Satya, yaitu kesetiaan, kejujuran dan tanggung jawab. Dimana Satya adalah sikap atau tindakan  yang wajib dimiliki oleh seseorang. Dengan adanya sikap satya tersebut seseorang akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. tidak hanya untuk kepentingan dirinya sendiri atau individu melainkan untuk kepentingan banyak orang.

Panca Sradha yaitu lima dasar kepercayaan dan keyakinan umat Hindu, dimana bagian-bagiannya terdiri dari (1) Percaya dengan adanya Sang Hyang Widhi atau yang juga disebut Brahman (2) Percaya dengan adanya Atman atau Jiwa/roh yang terdapat dalam tubuh kasar, (3) Percaya dengan adanya Karma Phala atau hasil dari perbuatan, (4) Percaya dengan adanya Purnarbhawa/Rekarnasi atau kelahiran Kembali (5) Percaya dengan adanya Moksa atau kebebasan dari ikatan keduniawian.

Ajaran Karma Phala menjadi ajaran umat agama Hindu yang bertujuan untuk memberikan kepercayaan atau keyakinan terhadap umat manusia, akan adanya aktivitas atau perbuatan kehidupan dari penerimaaan pahala atau hasil dari suatu perbuatan yang telah dilakukan seseorang dalam kehidupannya. 

Karma Phala itu mengajarkan umat agama Hindu untuk tetap senantiasa berjalan pada jalan ajaran dharma (kebenaran). Oleh karena itu, mereka harus meyakinkan diri untuk selalu berpegang teguh dan berpedoman pada ajaran dharma dalam mencapai kebahagiaan baik lahir maupun batin. 

Ajaran ini menunjukkan bahwa hidup adalah sebuah jembatan. Dimana seseorang menggunakan jembatan tersebut untuk mencapai surga. Karma baik dan karma buruk dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam menjalani kehidupan dunia ini. Jadi, kokoh keuatan jembatan tersebut tergantung dari bagaimana cara seseorang itu dalam mengaplikasikan dan menerapkan ajaran Dharma.

Manusia berasal dari Brahman dan kemudian hari akan kembali ke Brahman yang kita ketahui dengan sebutan moksa (kebebasan keterikatan dengan keduniwian) yang merupakan tujuan akhir yang tertinggi dalam agama Hindu. Untuk dapat mencapai moksa, sang atman atau roh dalam diri yang menghidupi makhluk hidup yang disebut dengan jiwatman haruslah senantiasa menanamkan karma yang baik sehingga mampu memetik dan menuai Pahala atau hasil yang baik pula serta mampu terlepas dari belenggu punarbhawa (kelahiran kembali).

Ajaran karmaphala merupakan kontrol dan kendali dari seseorang untuk selalu menerapkan dan menanamkan tindakan dan perbuatan baik yang digunakan untuk memperbaiki dan membenahi kehidupan sebagai hakikat dari tujuan utama manusia dilahirkan ke dunia yakni menebus karma yang dahulu dilakukan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam kitab suci Sarasamuscaya bahwa menjelma menjadi seorang manusia itu adalah sungguh-sungguh hal utama, karena dia dapat menyelamatkan dirinya dari keadaan yang sengsara serta menyakitkan(lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik serta belandaskan ada kebenaran(dharma), demikianlah keuntungan dapat menjelma menjadi manusia. Karmaphala sebagai ajaran dasar dan pedoman dalam pengendalian diri merupakan ajaran utama untuk memperbaiki moralitas dan etika manusia dalam kehidupan bermasyarakat.  

Dengan memahami hakikat tentang karmaphala, maka manusia tidak akan mungkin untuk melakukan perbuatan atau tindakan negatif yang sangat tercela yang jelas-jelas menyimpang dari ajaran agama hindu dan menyebabkan kerugian serta kehancuran bagi orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun